Warta

Israel-Palestina Akan Umumkan Bersama Kesepakatan Gencatan Senjata

Sel, 8 Februari 2005 | 09:13 WIB

Shram El-Sheikh, NU Online
Israel dan Palestina Selasa akan mengumumkan bersama-sama kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan pertumpahan darah berkepanjangan yang telah berlangsung selama empat tahun lebih, nara sumber dari kedua belah pihak mengatakan hal ini.

Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan bertemu Selasa ini di kawasan Laut merah, Sharm El Sheikh dalam satu pertemuan puncak diantara dua negara yang berseteru semenjak Palestina melakukan aksi perlawanan pada tahun 2000 terhadap kekerasan Israel di wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967.

<>

Selain menghentikan semua aksi kekerasan, pertemuan puncak yang dituan rumahi Presiden Mesir Hosni Mubarak dan juga akan dihadiri oleh Raja Abbdullah dari Jordania itu merupakan langkah maju menuju gagasan "peta jalan" yang diusulkan oleh kelompok kwartet (Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa, Amerika Serikat, AS dan Rusia).

Dalam gagasan Peta jalan tersebut dikatakan hal yang menjadi tujuan utama adalah mendirikan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat  yang sejajar kedudukannya dengan Israel.

Amerika Serikat telah menyatakan kembali komitmen untuk mendukung sepenuhnya penyelesaian masalah Timur Tengah paska kematian Presiden Yassir Arafat dan menteri luar negri AS Condoleeza Rice ditunjuk sebagai koordinator keamanan untuk menjamin berlanjutnya proses penyelesaian secara damai, mengatakan Sharon dan Abbas akan berkunjung ke Gedung Putih di musim semi mendatang.

Nara sumber Israel dan Palestina mengatakan kesepakatan bersama mengenai gencatan senjat telah dibahas dan dicapai pada pertemuan pendahulu menjelang pertemuan puncak.

"Kami telah sepakat untuk mengeluarkan pernyataan bersama mengenai gencatan senjata," kata Mohammad Dahlan seorang pembantu terdekat Abbas  yang ikut dalam pembicaraan tersebut.

"Kesepakatan gencatan senjata berarti berhentinya semua aksi kekerasan terhadap warga Palestinma maupun Israel sejalan dengan apa yang telah digaris bawahi dalam "peta jalan".

Seorang nara sumber Israel mengatakan "Pihak Palestina akan mengumumkan akhirnya "aksi terorisme" (Aksi perlawanan terhadap kekerasan militer Israel) , sementara kami akan mengakhiri operasi militer dengan syarat berakhirnya aksi kekerasan (aksi perlawanan ) pihak Palestina."

Tidak jelas apakah gencatan senjata akan benar-benar dipatuhi baik pihak Israel maupun para pejuang garis keras Palestina setelah selang dua pekan Abbas melakukan seruan agar kedua belah pihak dapat menghentikan serangan.

Pemimpin kelompok Hamas Mohammad al-Zahar mengatakan berharap agar Abbas tidak mengeluarkan pernyataan bersama gencatan senjata sebelum memperoleh dukuungan dan persetujuan dari faksi-faksi lainnya.

Faksi-faksi kelompok pejuang Palestina mengatakan Israel telah berjanji untuk membebaskan 900 dari 8 ribu tahanan yang dipenjara Israel serta melakukan penarikan pasukan dari sejumlah kota di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan menghentikan perburuan terhadap tokoh-tokoh garis keras, tidak mencukupi.(an/mkf)