Nasional

Tiba di Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya dan Rombongan Di-Peusijuek

Sab, 29 Juni 2024 | 14:15 WIB

Tiba di Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya dan Rombongan Di-Peusijuek

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kedua dari kiri) di-peusijuek setiba di Banda Aceh, Sabtu (29/6/2024). (Foto: Helmi Abu Bakar)

Banda Aceh, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengisi seminar kebangsaan bertema Mencari Pemimpin Ideal untuk Aceh yang diadakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh, Sabtu (29/6/2024).

 

KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya bersama rombongan tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, Sabtu siang. Mereka disambut oleh Mustasyar PBNU Abu Syekh H Hasanoel Basri HG atau akrab disapa Abu MUDI yang juga ulama kharismatik Aceh bersama jajaran pengurus NU Aceh.


"Jelang pukul 12.00 WIB, Sabtu (29/6/2024) KH Yahya Cholil Staquf tiba di Negeri Serambi Mekkah via Bandara Internasional SIM (Sultan Iskandar Muda)," ungkap Tgk H Asnawi M Amin, Sekretaris PWNU Aceh kepada NU Online.


Kedatangan perdana Gus Yahya setelah mengemban amanah Ketum PBNU ini mendapat pengawalan ketat dari Banser. Gus Yahya dan rombongan juga menjalani sesi peusijuek atau pemberian tepung tawar oleh ulama kharismatik Aceh dan jajaran pengurus PWNU.


Gus Nawi mengatakan selain Gus Yahya juga hadir Sekjen PBNU Saifullah Yusuf. Sesi peusijuek dilakukan oleh ulama dan pimpinan PWNU, di antaranya Abu MUDI, Waled Nuruzzahri Rais Syuriyah PWNU, TGk H Muhammad Yusuf (Tu Sop), Ketua PB HUDA Abu Sibreh, Ketua PWNU Aceh dan lainnya di Pendopo Gubernur Aceh.


"Kebahagiaan dari rombongan Ketum PBNU dengan penghormatan yang sangat luar biasa sebagai tamu masyarakat Aceh. Rombongan tiba di Pondopo Gubernur juga melakukan makan siang bersama dan shalat dhuhur," sambungnya.

 

Alumnus MUDI Samalanga itu menyebutkan tradisi peusijuek adalah acara sakral termasuk dalam penyambutan tamu istimewa. Para endatu atau orang tua masyarakat Aceh sejak dulu memang telah menanamkan kepada anak-anak mereka nilai-nilai syariat Islam melalui peusijuek. Karenanya peusijuek terus dilestarikan hingga saat ini. Peusijuek di Aceh juga sudah dilakukan oleh ulama-ulama Islam sejak masa lampau.    


"Terdapat beberapa bahan yang disiapkan untuk peusijuek (tepung tawar) sebagai media. Peuijuek pada dasarnya mirip dengan apa yang Rasulullah Muhammad Saw lakukan, yakni memercikkan air. Sedangkan peusijuk yang dilakukan pada masa kini, selain memercikkan air yang telah disediakan dalam satu mangkok dengan dicampuri sedikit garam, jeruk purut, dan ditaruh emas di dalamnya, juga mencampakkan beras atau padi," paparnya. 


Gus Nawi menambahkan setelah makan siang Gus Yahya mengisi seminar kebangsaan dengan tema Mencari Pemimpin Ideal untuk Aceh. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Aceh dengan PB-HUDA di Hotel Grand Syari'ah, Lamdom Lueng Bata Banda Aceh.


"Pada seminar kebangsaan ini hadir Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf sebagai pemateri utama dan Ketua Umum PB-HUDA, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop) sebagai pemateri kedua," sambungnya.