Daerah

Buku Gus Dur Pembela Minoritas Etnis Keagamaan Dibedah di PCNU Bantul

Rab, 5 Juni 2024 | 23:00 WIB

Buku Gus Dur Pembela Minoritas Etnis Keagamaan Dibedah di PCNU Bantul

Bedah buku Gus Dur: Pembela Minoritas Etnis Keagamaan, Pecinta Ulama Sepanjang Zaman di PCNU Bantul, Senin (3/6/2024) (Foto: Markaban Anwar)

Bantul, NU Online
Penulis buku Gus Dur: Pembela Minoritas Etnis Keagamaan, Pecinta Ulama Sepanjang Zaman Umaruddin Masdar menuturkan bahwa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah dikenal luas dalam pergumulan politik dan intelektual Indonesia pada awal 1970-an. Pada masa itu dunia pesantren dan kalangan kiai dipandang sebagai kaum tradisional yang kurang diperhitungkan.

 

"Saat itu (kiai, pesantren dan NU) diremehkan baik oleh pejabat pemerintah maupun kaum intelektual Muslim perkotaan, disingkirkan dari politik secara sistematis, dan hanya dianggap sebagai beban atau penghambat modernisasi dan pembangunan," ungkapnya pada bedah buku karyanya di Kantor PCNU Bantul, Senin (3/6/2024).


Masdar mengatakan Gus Dur menjembatani dunia keulamaan tradisional dan pemikiran modern, mendukung sintesis intelektual reformis dan agenda sosial yang membedakan antara doktrin-doktrin atau hukum-hukum agama yang baku dengan argumentasi logis dan menjawab perubahan sosial.


"Pemikiran Gus Dur berangkat dari keinginan untuk menunjukkan kepada khalayak ramai bahwa ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yang dipertahankan oleh kalangan kiai pesantren, dengan kitab-kitab klasik sebagai muqarrar-nya, masih sangat relevan untuk dicerdasi sebagai pijakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," jelas penulis yang juga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ​​​​​


Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan DPAD DIY, Muhammad Rosyid Budiman menuturkan bahwa bedah buku tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan minat baca masyakat.


"Menurut data Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Yogyakarta menjadi provinsi yang penduduknya paling gemar membaca pada 2023. Yogyakarta sebagai peringkat teratas nasional ini akan terus kita jaga. Kegiatan bedah buku adalah salah satu upaya DPAD DIY untuk meningkatkan minat baca masyarakat, selain itu juga untuk mempertahankan peringkat gemar membaca di Provinsi DIY," terang Rosyid.

 

DPAD DIY berupaya mengajak masyarakat untuk gemar membaca melalui buku fisik maapun digital yang telah disediakan DPAD DIY.

 

"Saat ini DPAD DIY telah menyediakan aplikasi baca digital melalui aplikasi iPusnas yang dapat diunduh di play store. Harapannya budaya gemar membaca dapat digalakkan di seluruh lapisan masyarakat,” tambah Rosyid.

 

Dalam bedah buku tersebut, selain Umaruddin Masdar hadir juga pembicara lainnya yaitu Rais Syuriyah PCNU Bantul KH Damanhuri dan Anton Sujarwo dari Penerbit Cantrik.