Ulama Harus Jadi Penjaga Moral Politik
Rabu, 16 Januari 2008 | 02:32 WIB
Ulama harus bisa menjadi penjaga moral politik. Kalaupun harus ikut berurusan dengan politik praktis, ulama tidak perlu ikut bermain di lapangan.
"Tidak apa kalau jadi dewan syuro, karena tidak harus ribut di lapangan," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, Selasa (15/1), pada saat mengadiri acara tabligh akbar dalam rangka peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-82 NU di Kalimantan Barat.<>
Menurut Hasyim, ulama harus mengerti politik. Namun tugas inti ulama adalah memberikan nasihat moral kepada para politisi.
Acara tabligh akbar Harlah Ke-82 NU yang diselenggarakan di Kantor Pengurus Wilayah NU Kalbar ini juga dihadiri oleh para pengurus cabang NU.
Sebelumnya juga diadakan acara khitanan Massal di areal Pesantren Darul Ulum, Kubu Raya, Kalbar, pelatihan institutional building bersama pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU, dan seminar bertema "Selamatkan Bangsa dengan Islam Rahmatan lil Alamin" yang diadairi oleh pengurus Pusat Lakpesdam NU dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Ketua PCNU Kubu Raya H Abdullah berharap NU tetap menjadi pemersatu umat Islam, bahkan pemersatu umat antaragama. "Saya khawatir nanti setelah 2009 terjadi konflik yang besar. Jadi NU harus memainkan peran," katanya. (bur/nam)
Terpopuler
1
Innalillahi, H Tosari Widjaja Wafat dalam Usia 84 Tahun, Aktivis NU Sejak Muda
2
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
3
Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat
4
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
5
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
6
Perjuangan Tosari Widjaja, Bantu Penuh Pendirian PCINU Maroko
Terkini
Lihat Semua