Sri Sultan: NU Harus Respon Problem Kebangsaan
Ahad, 10 Februari 2008 | 13:32 WIB
Yogyakarta, NU Online
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap Nahdlatul Ulama (NU) terus memberikan respons kuat dan sistematik terhadap berbagai problem kebangsaan.
"Berbagai problem kebangsaan saat ini dampaknya dirasakan langsung oleh sebagai besar masyarakat," kata Sultan dalam sambutan yang dibacakan Wakil Gubernur Paku Alam IX pada peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-82 NU, di Yogyakarta, Ahad (10/2).
;Problem itu di antaranya kemiskinan yang semakin nyata banyak ditemui di berbagai daerah serta kondisi lingkungan yang kian hari semakin memprihatinkan. "Selain itu banyak masalah lain yang menjadikan bangsa ini gagal menempatkan diri di tengah konstelasi dunia yang kuat," katanya.
Menurut Sultan, di usia yang sudah tidak muda lagi serta adanya berbagai pengalaman yang dimiliki, tentunya NU semakin bersemangat untuk tetap pada komitmennya sebagai organisasi sosial keagamaan yang besar.
Penguatan peran sosial itu yang membutuhkan sikap ’istiqomah’ NU sebagai kekuatan ’civil society’ yang memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Peran keagamaan dan sosial kebangsaan itu merupakan pemahaman konkret dari Islam sebagai ’rahmatan lil alamin’ sesuai dengan kondisi sosial saat ini.
Sementara itu, Wakil Ketua PWNU DIY Prof Dr Mochammad Maksum mengatakan, dalam pergaulan antarkelompok agama muncul fenomena pendiskreditan terhadap ibadah nahdliyin.
"Kemunculan fenomena itu terjadi baik dalam siaran radio, dakwah harian, pergaulan antarsesama maupun pengajian yang sarat dengan pendiskreditan terhadap tahlil," katanya.
Ia menambahkan, hal ini sangat memprihatinkan warga NU, sehingga memunculkan tuntutan kepada pemerintah, aparat dan PBNU untuk mengambil sikap membangun silaturahim dan kedamaian antarkelompok umat beragama.
Peringatan Harlah ke-82 NU yang berlangsung di gedung Pamungkas Yogyakarta dihadiri ribuan nahdliyin dari berbagai wilayah di DIY. (ant/kut)
Terpopuler
1
Innalillahi, H Tosari Widjaja Wafat dalam Usia 84 Tahun, Aktivis NU Sejak Muda
2
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
3
Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat
4
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
5
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
6
Perjuangan Tosari Widjaja, Bantu Penuh Pendirian PCINU Maroko
Terkini
Lihat Semua