Warta

KH Hasyim Muzadi: Perlu Bangun Kembali Mental NU

Jumat, 2 November 2007 | 20:07 WIB

Bangkalan, NU Online
Munculnya berbagai aliran keagamaan yang dinilai sesat tampaknya memperoleh perhatian serius dari kalangan Nahdlatul Ulama.

Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi pada acara Halal bihalal yang digelar oleh PCNU Bangkalan, Kamis (1/10) lalu di Pondok pesantren Syaikhona Cholil Bangkalan, mengajak agar semua kader NU terus waspada terhadap kehadiran-aliran-aliran baru tersebut.

Aliran<> itu disinyalir sebagai salah satu ekses keterbukaan informasi di tengah ketidaksiapan ummat Islam pada umumnya. Pengasuh Pondok Peasntren Al Hikam itu menyatakan, aliran itu bisa berkembang dan hidup karena dua hal. Ia terjadi melalui aliran dan gerakan politik.

“Dalam perspektif aliran mereka telah menerjamahkan Al-Qur’an dan hadist dari sudut pandang mereka tanpa memandang pendapat pihak lain,” kata Kiai Hasyim seperti dikutip kontributor NU Online Phandy Azzaury.

“Dari segi politik kita dapat melihat model-model kegiatan yang dilakukan oleh beberapa ormas dengan lebel agama yang banyak dikenal warga NU dan masyarakat umum lainnya,” tambahnya.

Selain penataan kembali keimanan umat, Ketua Umum PBNU juga mengajak agar jama’ah dan Jam’ iyah NU mampu membangun dan menanamkan kembali prilaku dan budaya NU di lingkungan NU sendiri. “Selama ini kita telah melihat dengan jelas tentang menurunnya kualitas ke-NU-an kita,” katanya.

Ditambahkan, pembangunan kembali mental NU ini perlu dilakukan pada usia NU yang telah tua, yakni 83 tahun. “Kita juga telah mengalami pergantian generasi dengan tingkat pengetahuan yang kurang memadai. Kalau pada zamannya Pak Idham dan Buya Hamka elite NU dan Muhammadiyah bersatu itu karena sama-sama ngerti, kalau sekarang faktornya adalah karena mereka sama-sama tidak mengerti,” kata Kiai Hasyim bergurau.

Kedua, Kyai Hasyim juga melihat dalam usia 83 tahun ini NU hanya maju secara fisik, namun tidak demikian dengan mental.

“Betapa kita melihat kemunduran kita dalam keikhlasan, ukhuwah serta toleransi, maka tidaklah mengherankan jika sampai saat ini NU masih bernasab baik, akan tetapi tidak bernasib baik. Kalau kita bersatu satu hari saja mungkin NU ini akan menguasai republik ini," katanya.

Dalam acara yang bertemakan “Aktualisasi Peran dan Fungsi Nahdlatul Ulama dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Demi Kemaslahan Umat" Ketua Umum PBNU menekankan pentingnya pembenahan aqidah dan syari’ah sebagai jawaban strategis dari serangan ajaran sesat dimaksud.

Sementara itu ketua PCNU Bangkalan KH R Fachrillah Aschall (Ra Fachri) menyatakan, dirinya merasa tertantang untuk mengembalikan ruh NU ke Bangkalan. Dikatakan, secara hakekat NU lahir dari Bangkalan. Namun kenyataannya justru NU di wilayah Bangkalan tertinggal dari cabang lain seperti Sidoarjo, Malang, Mojokerto, maupun Pasuruan.

Hadir dalam kesempatan itu Bupati Bangkalan KH Fuad Amin, Ketua ISNU Bangkalan Dr Hamed Nawawi, dan Wakil Ketua PWNU Jatim yang juga anggota DPD KH Nuruddin A Rachman. (pan)