Syariah

Fadhilah Puasa Arafah

Sel, 2 Desember 2008 | 05:41 WIB

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 bulan Dzulhijah pada kalender Islam Qamariyah/Hijriyah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin yang tidak menjalankan ibadah haji.

Kesunnahan puasa Arafah tidak didasarkan adanya wukuf di Arafah oleh jamaah haji, tetapi karena datangnya hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah. Maka bisa jadi hari Arafah di Indonesia tidak sama dengan di Saudi Arabia yang hanya berlainan waktu 4-5 jam. Ini tentu berbeda dengan kelompok umat Islam yang menghendaki adanya ā€˜rukyat globalā€™, atau kelompok yang ingin mendirikan khilafah islamiyah, dimana penanggalan Islam disamaratakan seluruh dunia, dan Saudi Arabia menjadi acuan utamanya.<>

Keinginan menyamaratakan penanggalan Islam itu sangat bagus dalam rangka menyatukan hari raya umat Islam, namun menurut ahli falak, keinginan ini tidak sesuai dengan kehendak alam atau prinsip-prinsip keilmuan. Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Qamariyah atau Hijriyah berlaku secara nasional, yakni rukyat yang diselenggarakan di dalam negeri masing-masing dan berlaku satu wilayah hukum. Ini juga berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW sendiri. (Lebih lanjut tentang hal ini silakan klik di rubrik Syariā€™ah dan Iptek)

Penentuan hari arafah itu juga ditegaskan dalam Bahtsul Masaā€™il Diniyah Maudluiyyah pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX di Pondok Pesantren Lirboyo, akhir 1999. Ditegaskan bahwa yaumu arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal.

Adapun tentang fadhilah atau keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah didasarkan pada hadits berikut ini:

ŲµŁŽŁˆŁ’Ł…Ł ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų¹ŁŽŲ±ŁŽŁŁŽŲ©ŁŽ ŁŠŁŁƒŁŽŁŁ‘ŁŲ±Ł Ų³ŁŽŁ†ŁŽŲŖŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ł…ŁŽŲ§Ų¶ŁŁŠŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŁ‚Ł’ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲµŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų¹ŁŽŲ§Ų“ŁŁˆŁ’Ų±ŁŽŲ§ŁŽŲ” ŁŠŁŁƒŁŽŁŁ‘ŁŲ±Ł Ų³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ Ł…ŁŽŲ§Ų¶ŁŁŠŁŽŲ©Ł‹

Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat
. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)

Para ulama menambahkan adanya kesunnahan puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits lain, bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan bahwa hadits ini dloif (tidak kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul aā€™mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.

Selain itu, memang pada hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa untuk menjalankan ibadah seperti puasa. Abnu Abbas RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:

Ł…ŁŽŲ§ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł…Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ„Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŁŲ­Ł ŁŁŁŠŁ’Ł‡ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł…ŁŁ†Ł’ Ł‡ŁŽŲ°ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł…Ł ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł†ŁŁŠŁ’ Ų£ŁŽŁŠŲ§Ł‘ŁŽŁ…Ł Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŲ“Ł’Ų±Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŁ’Ų§: ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł! ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ‡ŁŽŲ§ŲÆŁ ŁŁŁŠŁ’ Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŸ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ‡ŁŽŲ§ŲÆŁ ŁŁŁŠŁ’ Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų„Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲ¬ŁŁ„ŁŒ Ų®ŁŽŲ±ŁŽŲ¬ŁŽ ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł„ŁŁ‡Ł ŁŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ±Ł’Ų¬ŁŲ¹Ł Ł…ŁŁ†Ł’ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”ŁŒ

Diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya atau menjadi syahid.
(HR Bukhari)

Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan bagi yang tidak menjalankan ibadah haji di tanah suci. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa Ramadhan.

Bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan juga disarankan untuk mengerjakannya pada hari Arafah ini, atau hari-hari lain yang disunnahkan untuk berpuasa. Maka ia akan mendapatkan dua pahala sekaligus, yakni pahala puasa wajib (qadha puasa Ramadhan) dan pahala puasa sunnah. Demikian ini seperti pernah dibahas dalam Muktamar NU X di Surakarta tahun 1935, dengan mengutip fatwa dari kitab Fatawa al-Kubra pada bab tentang puasa:

ŁŠŁŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŁŁ’Ų¶ŁŽŁ„ŁŽ Ł„ŁŁ…ŁŲ±ŁŁŠŁ’ŲÆŁ Ų§Ł„ŲŖŁŽŁŽŲ·ŁŽŁˆŁ‘ŁŲ¹Ł Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁ†Ł’ŁˆŁŁŠŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲ§Ų¬ŁŲØŁŽ Ų„ŁŁ†Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ·ŁŽŁˆŁ‘ŁŲ¹Ł Ł„ŁŁŠŁŽŲ­Ł’ŲµŁŁ„ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł

Diketahui bahwa bagi orang yang ingin berniat puasa sunnah, lebih baik ia juga berniat melakukan puasa wajib jika memang ia mempunyai tanggungan puasa, tapi jika ia tidak mempunyai tanggungan (atau jika ia ragu-ragu apakah punya tanggungan atau tidak) ia cukup berniat puasa sunnah saja, maka ia akan memperoleh apa yang diniatkannya. (A Khoirul Anam)