Waket Komisi IX DPR Sebut Dukungan untuk Pesantren Atasi Covid-19 Tidak Maksimal
Kamis, 8 Oktober 2020 | 02:35 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Banyak pesantren enggan terbuka dan berbicara mengenai Covid-19 karena takut. Sebab, tidak ada dukungan yang maksimal kepada pesantren untuk mengatasi problem kesehatan yang tengah menjadi pandemi itu.
“Ketakutan ini saya yakin muncul karena tidak ada support maksimal kepada pesantren ini,” ujar Nihayatul Wafiroh, Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi KB saat menjadi pembicara pada Muktamar Pemkiran Santri Seri 1 dengan tema “Pandemi dan Dunia Pesantren” yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama pada Rabu (7/10).
Ninik, sapaan akrabnya, mengaku cukup kalangkabut saat mengurusi Covid-19 yang menimpa pesantren asuhannya, yakni Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur.
Padahal, ia duduk sebagai anggota parlemen yang membidangi kesehatan yang tentu memiliki jejaring yang sangat baik. Tentu ia memikirkan bagaimana dengan pesantren yang tidak cukup koneksi dengan instansi terkait.
“Pesantren ini tidak maksimal kenapa? Mereka takut karena mereka takut itu dipublikasikan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan,” katanya.
Menurutnya, beberapa pesantren tidak mengetahui kalau ada kasus. Bahkan mereka tidak mengenali indikasi Covid-19, seperti anosmnia yang berarti kehilangan rasa indra perasanya, dan sebagainya. Mereka juga tidak mengetahui ke mana harus mengontak pertama.
“Mereka tidak tahu kalau ada kasus seperti itu itu yang di kontak pertama adalah dari Puskesmas setempat, lalu Dinas Kesehatan. Lalu seperti apa mereka tidak tahu ini? Artinya memang kita ini belum mendampingi pesantren-pesantren masalah Covid begitu,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa timnya baru melakukan webinar dengan Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Mereka pun akhirnya mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan seperti apa.
Menurutnya, langkah demikian ini yang harus diambil oleh Kementerian Agama dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU)
“Jangan hanya mengambil via phone. Jadi, harus datang sendiri, harus mendampingi karena tidak semua pesantren itu mandiri, tidak semua pesantren punya jaringan,” katanya.
Oleh karena itu, Ninik menegaskan bahwa dukungan semua pihak menjadi hal yang paling penting. “Support semuanya itu paling penting,” pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Innalillahi, H Tosari Widjaja Wafat dalam Usia 84 Tahun, Aktivis NU Sejak Muda
2
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
3
Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat
4
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
5
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
6
Harlah Ke-95, LP Ma’arif NU akan Wujudkan Visi Pendidikan Bereputasi Internasional
Terkini
Lihat Semua