Nasional HARI SANTRI 2018

Santri Bisa Bersaing Secara Global tanpa Kehilangan Jati Diri

Senin, 22 Oktober 2018 | 09:05 WIB

Jakarta, Nu Online

Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), KH Maman Imanul Haq mengatakan bahwa santri memiliki peluang lebh besar untuk menyiarkan nilai keislaman yang damai di era digital dan era media sosial. Sebab di era digital seperti saat ini, para santri dimungkinkan untuk menyebarkan nilai dakwahnya tidak hanya di sekolah, masjid dan dan mushalla saja namun hingga dunia global.

Oleh karena itu, pria yang biasa disapa Kang Maman ini meniscayakan santri untuk menguasai isu-isu dunia modern, dan perangkat teknologi, untuk mewarnai pergaulan dunia. Tapi meski demikian, santri harus tetap memegang teguh prinsip universalisme Islam seperti kejujuran, kesederhanaan, keterbukaan dan kerja keras.

“Santri memiliki prinsip ‘Kaifa Nataqoddam duuna an natakholaa ‘an at-Turast’ yang artinya bagaimana bisa bersaing dalam kompetisi global tanpa kehilangan jati diri yang ditempa nilai tradisi,” ujar KH. Maman Imanulhaq, pimpinan Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka, di Jakarta, Senin (22/10).

Alasan kang Maman mendorong ide tersebut karena baginya media sosial harus dimanfaatkan untuk kepertingan berdakwah. Sebab jika tidak, maka akan ada kelompok lain yang menggunakannya untuk kepentingan dakwahnya sendiri.

“Santri millennial harus menjadi garda terdepan dalam jihad mengkampanyekan perdamaian dan melawan upaya-upaya perpecahan,” tukas Kang Maman.

Media sosial, juga harus dimanfaatkan untuk meluruskan tren jihad yang dimaknai keliru oleh masyarakat, dikarenakan banyaknya konten yang tidak berasal dari kalangan santri.

“Sosial media bisa digunakan menangkal hoaks (berita bohong). Di dunia nyata, para santri melakukan edukasi di tengah masyarakat tentang bahaya hoaks, menolak radikalisme, apalagi terorisme,” kata Kang Maman. (Ahmad Rozali)