Nasional HARI SANTRI 2018

Perbincangan Hari Santri Banjiri Jagat Maya

Senin, 22 Oktober 2018 | 05:16 WIB

Perbincangan Hari Santri Banjiri Jagat Maya

Apel Hari Santri di Tasikmalaya

Jakarta, NU Online
Momen Hari Santri 2018 menjadi topik perbincangan teratas (trending topic) di dunia maya, khususnya di media sosial twitter. Warganet (netizen) ramai-ramai menyematkan tagar #HariSantriNasional, Senin (22/10).

Berbagai perbincangan dalam tagar tersebut mengemuka. Warganet meramaikan momen perjuangan santri dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan memposting memori, testimoni, foto, gambar kutipan (meme), dan video.

Salah satu testimoni pada momen Hari Santri datang dari politisi milenial Tsamara Amany Alatas. Dia mengungkapkan bahwa dirinya ingin sekali mondok tetapi tidak kesampaian.

“Selamat #HariSantriNasional untuk teman-teman Santri yang hebat. Dulu saya ingin sekali mondok & jadi santri, tapi nggak kesampean. Tp alhamdulillah saya senang banyak punya teman santri sehingga bisa belajar dari mereka,” ucap Tsamara lewat twitternya.

Ucapan selamat Hari Santri juga disampaikan musisi ternama Addie MS. Ia mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengapresiasi perjuangan santri.

“SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL..! Bersama Santri Damailah Negeri. Penetapan tgl 22 Okt sbg Hari Santri Nasional ini disahkan oleh Presiden Jokowi pd thn 2015 yl melalui Keppres Nomor 22 thn 2015. Kita apresiasi jasa para santri dlm memperjuangkan & mempertahankan kemerdekaan RI,” tulis Addies sembari memposting foto dirinya mengenakan peci khas santri di depan bentangan bendera merah putih.

Tahun 2018 ini, puncak peringatan Hari Santri digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di tasikmalaya, Jawa Barat. Sebelumnya, NU dan jamaahnya di seluruh dunia melaksanakan pembacaan 1 miliar shalawat nariyah pada Ahad (21/10) malam.

Kemeriahaan Hari Santri bahkan jauh-jauh hari sudah dilakukan oleh warga NU di seluruh daerah dengan melakukan berbagai bentuk kegiatan.

Hari Santri pada 22 Okrober merupakan momen di mana pendiri NU KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 untuk mempertahankan kemerdekaan dari upaya agresi militer Belanda II yang membonceng tentara sekutu setelah berhasil mengalahkan Jepang. (Fathoni)