Nasional

Haruskah Memakai Baju Baru saat Lebaran?

Kamis, 20 April 2023 | 16:00 WIB

Haruskah Memakai Baju Baru saat Lebaran?

Ilustrasi seseorang membeli baju baru jelang Hari Raya Idul Fitri. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online 
Lebaran tinggal menghitung hari. Di hari-hari terakhir bulan Ramadhan ini, banyak masyarakat yang berkunjung ke pasar atau pusat perbelanjaan. Mereka menyiapkan segala keperluan untuk menyambut hari nan suci.


Salah satu tradisi masyarakat Muslim Indonesia dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri adalah berbelanja baju baru. Bahkan tak jarang, mereka membeli pakaian seragam untuk keluarga untuk dipakai di hari lebaran. Memakai baju baru pada hari yang penuh kebahagiaan ini rasa-rasanya sudah menjadi keharusan untuk dilakukan. 


Lalu haruskah warga Muslim memakai baju baru saat lebaran? Dan bagaimana hukumnya?


Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ustadz Alhafiz Kurniawan di dalam tulisannya berjudul 'Keharusan Berpakaian Baru dan Dresscode Lebaran di Hari Raya?', menjelaskan bahwa ada banyak kemungkinan seseorang membeli baju baru saat lebaran. 


Kemungkinan pertama adalah karena pakaian yang ada di rumah, kini tak lagi muat dipakai lantaran tubuh anak-anak terus bertumbuh besar sehingga wajar membeli baju baru setahun sekali. Kemungkinan kedua, karena pakaian yang lama sudah pudar warnanya sehingga Idul Fitri menjadi momen untuk mengganti pakaian dengan yang baru.  

  
Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin dalam kitab Busyral Karim menjelaskan tentang anjuran mengenakan pakaian terbaik di Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, seorang yang hendak keluar pada saat Hari Raya Idul Fitri, dianjurkan terlebih dulu untuk berhias dan memakai wewangian.


"Seseorang dianjurkan mengenakan wewangian dan berhias sebagaimana keterangan telah lalu pada bab Jumat. Tetapi di sini seseorang dianjurkan mengenakan pakaian terbaiknya meskipun bukan warna putih. Tetapi ketika pakaian putih dan bukan berwarna putih sama baiknya, maka mengenakan pakaian putih lebih utama di hari Id. Hari Id berbeda dengan hari Jumat. Maksud hari Id adalah menampakkan nikmat Allah. Karenanya mengenakan pakaian terbaik itu lebih utama. Sedangkan tujuan hari Jumat adalah menampakkan kesempurnaan karena itu mengenakan pakaian putih itu yang terbaik. Tetapi orang yang duduk (tidak keluar rumah untuk sembahyang Id) dan orang yang keluar menuju sembahyang Id juga dianjurkan untuk mandi, berhias, dan mengenakan wewangian."


Dari penjelasan tersebut, Ustadz Alhafiz menyimpulkan bahwa agama (Islam) hanya menganjurkan untuk mengenakan pakaian terbaik, bukan baju baru, apalagi seragam sekeluarga pada Hari Raya Idul Fitri.


Ustadz Alhafiz juga menekankan bahwa pakaian terbaik tidak selalu putih. Memang ada anjuran memakai baju putih, tetapi anjuran tersebut berlaku di hari Jumat. Tetapi lain soal jika ternyata pakaian putih yang dimiliki adalah pakaian terbaik dari semua pakaian ketika hari lebaran.


Meski begitu, apabila masyarakat memang berkeinginan untuk memakai baju baru atau bahkan seragam di hari raya, maka hukumnya boleh-boleh saja asal tidak memberatkan. Kalau tidak membeli baju baru pun tak perlu berkecil hati karena masih bisa memakai pakaian terbaik yang ada di lemari.


Ustadz Alhafiz menyarankan agar umat Islam sebaiknya mampu memanfaatkan Hari Raya Idul Fitri sebagai ajang untuk memperbaiki batin semaksimal mungkin. Di antaranya dengan membuka pintu maaf bagi banyak orang, memohon maaf kepada mereka yang pernah disakiti, serta memperbanyak istighfar untuk memohon ampunan dan rahmat Allah. 

 
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syamsul ArifinÂ