Nasional

Habib Luthfi: Jaga Sejarah dan Lestarikan Budaya

Kamis, 11 Juni 2020 | 00:00 WIB

Habib Luthfi: Jaga Sejarah dan Lestarikan Budaya

Habib Luthfi bin Yahya (Foto: NU Online/Ahmadi)

Tegal, NU Online

Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Luthfi Bin Yahya mengingatkan pentingnya menjaga sejarah dan melestarikan budaya yang ada di Indonesia.

 

"Jangan sekali-kali melupakan sejarah, agar kita tidak 'kepaten obor'," ujarnya.

 

Hal itu disampaikan Habib Luthfi saat memberikan taushiyah pada Halal Bihalal masyarakat Desa Semedo Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Jawa Tengah, Selasa (9/6) malam.

 

Menurutnya, kita telah dibukakan oleh Pemerintah tentang sejarah 10 Nopember yang di dalamnya terdapat banyak ulama. Mbah Semedo (Syekh Abdurrahman) adalah tokoh pejuang agama dan negara yang dikirim dari kerajaan Mataram ke daerah Tegal, Indonesia.

 

"Kita yang tidak ikut andil dalam sejarah tersebut, agar tetap menjaga sejarah dengan melestarikan budaya yang ada di Indonesia," tandasnya.

 

Anggota Wantimpres itu juga menguraikan pentingnya selalu ingat dengan orang tua kita. Sebodoh-bodohnya orang tua ingin anaknya benar dan pintar.

 

"Orang tua mendoakan anaknya agar benar, baru berdoa agar pintar. Oleh karena itu, sebagai anak supaya menyenangkan hati orang tua selagi masih ada," katanya.

 

Terkait penyelenggaraan budaya, ulama kharismatik asal Pekalongan, Jateng itu menjelaskan agar dilihat sisi baiknya, jangan sisi buruknya.  "Contohnya sedekah bumi, sedekah laut yang tujuannya bersama-sama menjaga bumi tercinta bumi," pungkasnya. 

 

Makam Mbah Semedo adalah tempat pemakaman umum warga Desa Semedo dan merupakan salah satu makam bersejarah yang ada di Kabupaten Tegal karena di tempat tersebut bersemayam tokoh sesepuh yang berjasa pada berdirinya Kabupaten Tegal. 

 

Tokoh-tokoh yang bersemayam di Makam Mbah Semedo antara lain Mbah Pangeran Suro Hadi Kusumo (Syekh Abdurrahman Mbah Semedo), Mbah Raden Mas Panji Hadi Tjokro Negoro (Mbah Kaloran / Bupati Tegal Ke-10), Mbah Syekh Muhammad Tohir Al-Ba’bud (Mbah Langgen).

 

Selanjutnya, Mbah Raga Sutha (Petilasan Mbah Sunan Kalijaga), Petilasan Mbah Pangeran Diponegoro, Mbah Surodiwongso (Juru Kunci Pertama Makam Mbah Semedo), Syekh Sarifudin (Asal Banten), Mbah Buyut Putri (Sabrang Wetan Ciputih).

 

Adapun Letak Geografis daripada Makam Mbah Semedo adalah 200m arah barat daya Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal dengan ketinggian 100m di atas permukaan laut dan sangat mudah dijangkau oleh para peziarah di wilayah Kabupaten Tegal dan sekitarnya melalui jalan Pantura, Pasar Suradadi ke Selatan sekitar 15 km.

 

Keberadaan Makam Mbah Semedo selain dikelola oleh Pemerintah Desa beserta Juru Kunci, juga dikelola oleh DIKPORA Kabupaten Tegal. Dan telah diakui sebagai makam bersejarah dan merupakan wisata religi. 

 

Hal tersebut terbukti dengan adanya kunjungan dari para pejabat Pemerintah Kabupaten Tegal demi lestarinya peninggalan persejarah yang merupakan aset Pemerintah Desa Semedo dan Kabupaten Tegal.

 

Hadir dalam kesempatan itu Bupati Tegal Hj Umi Azizah, Wali Kota Tegal H Dedy Yon Supriyono, Kapolres Tegal, Unsur Forkompinda, Camat Kedungbanteng, Kades setempat dan ribuan pengunjung yang menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker sesuai imbauan pemerintah. 

 

Kontributor: Ahmadi, Nurkhasan
Editor: Abdul Muiz