Nasional HARI SANTRI 2018

Ciri Khas Santri Menurut Presiden Jokowi

Senin, 22 Oktober 2018 | 02:30 WIB

Ciri Khas Santri Menurut Presiden Jokowi

Jokowi dan Para Santri (Istimewa)

Jakarta, NU Online
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa santri memiliki beberapa ciri khas yang membedakan dirinya dengan kelompok lainnya.

Jokowi menyebut ciri khas santri yang paling menonjol adalah sifat akhlaqul karimah, religius dan mencintai bangsa. "Menjadi santri adalah menjadi Islam yang cinta bangsa, menjadi pribadi muslim yang religius, dan yang berakhlakul karimah sekaligus nasionalis," kata Jokowi melalui akun media sosialnya, Senin (22/10).

Presiden Jokowi sendiri datang bergabung dalam perayaan Hari Santri yang digelar di Benteng Vastenburg, Solo, Sabtu malam lalu. Ia datang bersama Ibu Negara Iriana Jokowi dan cucunya. "Jan Ethes rupanya tak mau ketinggalan. Datang berpeci dan memegang bendera kecil 'Ayo Mondok', ia menikmati keteduhan berbaur di tengah para santri dari seluruh Indonesia yang bersama-sama melantunkan salawat, juga mendengarkan alunan musik dan lagu religi," tulisnya.



Jokowi mengatakan, kehadirannya di tengah puluhan ribu santri dari seluruh Indonesia memperingati Hari Santri merupakan bentuk penghormatan, dan penghargaan pada kalangan pesantren.

"Terima kasih negara kepada para kiai, kepada para alim ulama, kepada para santri, dan kepada seluruh komponen bangsa yang mengikuti teladan para kiai dan para alim ulama," katanya.

Kehadirannya juga merupakan sebuah pengakuan akan peran penting kalangan santri dalam sejarah Indonesia sejak era kemerdekaan hingga era saat ini. "Sejarah telah mencatat peran besar para ulama, para kiai, para santri dalam masa perjuangan kemerdekaan, dalam menjaga NKRI, dalam menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan selalu memandu ke jalan kebaikan, ke jalan kebenaran, ke jalan kemajuan," lanjutnya.

Oleh karena itu, Ia mengambil langkah penting dalam mengambil kebijakan menetapkan Hari Santri sebagai untuk momentum mengingatkan masyarakat luas akan besarnya peran santri. 

"Maka tiga tahun lalu, saya menetapkan peringatan Hari Santri di Indonesia setiap tanggal 22 Oktober. Mengapa 22 Oktober? Pada tanggal itu, di tahun 1945, Kiai Hasyim Asy'ari menyerukan para santrinya untuk berjuang mencegah Belanda kembali menguasai Indonesia. Sebuah deklarasi Resolusi Jihad hasilnya kita nikmati sekarang," lanjutnya. (Ahmad Rozali)