Ketenagakerjaan

Indonesia-Swiss Berkolaborasi Tingkatkan Manfaat bagi Pekerja dan Pengusaha

Sab, 8 Juni 2024 | 07:20 WIB

Indonesia-Swiss Berkolaborasi Tingkatkan Manfaat bagi Pekerja dan Pengusaha

Pertemuan bilateral antara Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Anwar Sanusi, dan Sekretaris Negara untuk Urusan Ekonomi, Pendidikan, dan Penelitian Swiss, Boris Zürcher, di Jenewa, Kamis (6/6/2024) (Foto: Kemnaker)

Jenewa, NU Online
Indonesia dan Swiss berkomitmen untuk memperkuat kerja sama di bidang ketenagakerjaan yang memberikan banyak manfaat bagi pekerja dan pengusaha di kedua negara. Pertemuan bilateral antara Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Anwar Sanusi, dan Sekretaris Negara untuk Urusan Ekonomi, Pendidikan, dan Penelitian Swiss, Boris Zürcher, di Jenewa menghasilkan berbagai kesepakatan penting.

 

Sekjen Anwar menyatakan bahwa salah satu fokus utama adalah membahas isu Transisi Adil (Just Transition) untuk memastikan pekerja dan pengusaha tidak terdampak negatif oleh perubahan ekonomi.

 

"Kami berkomitmen untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung transisi ekonomi yang adil dan berkelanjutan, sambil meminimalkan dampak negatif pada pekerja dan pengusaha," ujarnya saat melakukan pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Perburuhan International (International Labour Conference) di Jenewa, Kamis (6/6/2024). 

 

Kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja berkelanjutan, perlindungan sosial yang lebih baik, dan lingkungan bisnis yang sehat.

 

Selain itu, pertemuan ini juga membahas persiapan untuk pertemuan Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group/JWG) Indonesia-Swiss yang akan diadakan di Labuan Bajo, Indonesia, pada November 2024. JWG adalah dialog antara Indonesia dan Swiss yang diadakan setiap tahun dan melibatkan unsur tripartit (pekerja, pengusaha, dan pemerintah) masing-masing negara.


"Pertemuan ini penting untuk meninjau kemajuan dan menetapkan tujuan baru dalam kerja sama kita," tambah Anwar.

 

Poin penting lainnya adalah perpanjangan Nota Kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Swiss. MoU ini telah menjadi kerangka kerja yang penting untuk berbagai inisiatif bersama.


"Dengan memperpanjang MoU, kita dapat terus membangun capaian yang sudah ada dan mengeksplorasi area kerja sama baru yang menguntungkan kedua negara," kata Prof. Sanusi.

 

Program kerja sama pengembangan Better Work dari ILO yang telah meningkatkan kondisi kerja di Indonesia juga mendapat sorotan dalam pertemuan ini.

 

"Program Better Work ILO telah membawa dampak positif yang signifikan bagi kondisi kerja di Indonesia. Kami sangat menghargai dukungan dan kerja sama dari pihak Swiss," kata Anwar. 

 

Pertemuan juga membahas Perjanjian Pertukaran Tenaga Kerja Muda (AEYP) untuk meningkatkan partisipasi pekerja muda Indonesia di Swiss. "Kami berharap dapat meningkatkan partisipasi pekerja muda Indonesia di Swiss melalui dialog konstruktif dan kerja sama yang erat," tutup Anwar.