Internasional

Ribut-ribut Arab Saudi dan Qatar Terkait Haji

Selasa, 16 Juli 2019 | 06:00 WIB

Ribut-ribut Arab Saudi dan Qatar Terkait Haji

Ka'bah (Istimewa)

Jakarta, NU Online
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi membantah kalau pihaknya telah menghalang-halangi warga Qatar melaksanakan ibadah haji dan umrah di Makkah. Malah pihak Saudi mengaku sudah membuka pelayanan online untuk mempermudah pemesanan tiket dan tempat tinggal bagi warga Qatar. Pihak Saudi menegaskan, tuduhan itu tidaklah benar.

“Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menolak tuduhan yang disampaikan Kementerian Awqaf dan Islam Qatar bahwa kami menghalangi mereka yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umrah,” demikian kutipan pernyataan Kementerian Haji dan Umrah Saudi, seperti dilaporkan laman kantor berita resmi Saudi, SPA, Sabtu (13/7) lalu.

 Saudi menjamin, pihaknya akan menerima semua jamaah haji dari negara manapun dan memperlakukan mereka dengan cara yang sama. Tidak ada yang dibeda-bedakan karena asal negaranya. 

Kementerian Haji dan Umrah Saudi juga meminta, otoritas terkait di Qatar memfasilitasi calon jamaah dari negara tersebut dan menghilangkan segala hambatan yang ada. Sehingga mereka bisa datang ke Makkah untuk menjalankan ibadah haji dengan lancar.

Meski demikian, karena ketegangan politik antar kedua negara tersebut, pihak Saudi menekankan agar Kementerian Awqaf dan Islam Qatar tidak menggunakan maskapai penerbangan Qatar Airways untuk mengangkut para jamaah, namun menggunakan maskapai internasional lainnya.

Sebelumnya, otoritas Qatar mengatakan kalau warganya kesulitan memesan tiket dan akomodasi untuk keperluan ibadah haji warganya. Arab Saudi dan Qatar tengah berkonflik dalam dua tahun terakhir ini. Ketegangan politik diantaranya keduanya sudah tentu berdampak pada sektor kehidupan masyarakat di dua negara itu. Selama kurun waktu itu, banyak warga Qatar yang dinilai kesulitan melaksanakan ibadah haji dan melakukan banyak hal lainnya yang berhunungan dengan Saudi.

Pada Mei lalu, pemerintah Qatar mendesak Arab Saudi untuk mencabut segala macam larangan dan batasan bagi warga negaranya yang ingin melaksanakan ibadah haji. Menurut Kementerian Awqaf dan Islam Qatar, kebijakan pembatasan perjalanan membuat para pemandu jamaah haji tidak bisa datang ke Saudi untuk memberikan bimbingan kepada para jamaah. Padahal, layanan itu sangat diperlukan para jamaah.

Pada 2016, sebelum berkonflik, ada 12 warga Qatar yang melaksanakan ibadah haji. Namun setelah terjadi konflik, banyak warga Qatar yang memilih melaksanakan perjalanan secara independen ke Saudi untuk melaksanakan ibadah haji.

Sebagaimana diketahui, pada Juni 2017 lalu, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain memblokade Qatar. Alasannya, Qatar dianggap merusak stabilitas di Timur Tengah karena mendukung kelompok teroris, termasuk Ikhwanul Muslimin. Qatar menolak tegas tuduhan itu. Namun ada dugaan bahwa kedekatan Qatar dengan Iran lah yang membuat empat negara tersebut khawatir sehingga melakukan blokade terhadapnya. (Red: Muchlishon)