Daerah

UPZIS Guluk-Guluk Tanamkan Kepedulian lewat Koin Muktamar

Selasa, 18 Februari 2020 | 14:00 WIB

UPZIS Guluk-Guluk Tanamkan Kepedulian lewat Koin Muktamar

Senyum manis selalu menghiasi koordinator Koin Muktamar dari UPZIS Guluk-Guluk. (Foto: NU Online/Hairul Anam)

Sumenep, NU Online

Gerakan Koin Muktamar yang dilakukan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam menghadapi pelaksanaan Muktamar NU di Lampung, terus mengakar hingga ke tingkat bawah.

 

Sebagai upaya menciptakan organisasi mandiri dalam segi ekonomi, gerakan tersebut diikuti oleh seluruh kader NU. Di samping menjalankan instruksi PBNU, para kader di bawah juga meniatkannya sebagai wahana pengabdian dan penguatan rasa peduli.

 

Setidaknya, hal itu tergambar jelas dari UPZIS (Unit Pengelola Zakat , Infak dan Sedekah) Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Pengurus UPZIS terus menjalankan Koin Muktamar untuk memperoleh hasil yang maksimal.

 

Mereka tak segan-segan hadir langsung pada setiap pelaksanaan kegiatan Ke-NU-an hingga turun lapangan menyasar lembaga-lembaga pendidikan. Seperti yang dilakukan di Raudhah Najiyah, Lengkong Bragung Sumenep, Selasa (18/2).

 

"Supaya maksimal pengumpulan Koin Muktamar, maka kami tidak sekadar hadir di setiap pelaksanaan kegiatan. Melainkan, juga menyasar lembaga-lembaga pendidikan yang berada di Kecamatan Guluk-Guluk," ungkap Kordinator Koin Muktamar UPZIS Guluk-Guluk, Istabsiyah.

 

Tepatnya pada pukul 08.00 WIB, penggerak Koin Muktamar UPZIS Guluk-Guluk sampai di tempat sasaran, kemudian langsung berjalan membawa kardus bertulis Koin Muktamar sambil tersenyum penuh kegembiraan. Mereka tak kenal hujan, terik matahari pun sama sekali tidak menjadi penghalang.

 

"Semua elemen yang ada di lembaga sangat antusias sekali menyumbang, termasuk pengasuh, guru, siswa. Bahkan, masyarakat setempat yang sedang berada di lokasi atau pun berlalu lalang, turut menyerbu kami menyisihkan sebagian rezekinya. Kami sangat bahagia dan bersyukur sekali mendapat sambutan hangat seperti itu," lanjut iis, sapaan akrab Istabsiyah.

 

Diterangkannya, Koin Muktamar bukan membaca jumlah uang yang banyak. Tapi, lebih pada semangat kepedulian yang tinggi.

 

"Setidaknya bisa menjadi ukuran seberapa jauh perhatian masyarakat awam terhadap NU. Ternyata, kepedulian mereka sangat besar terhadap NU. Ini sebuah fenomena positif betapa NU masih terus mengakar hingga ke tataran masyarakat bawah," tegasnya.

 

Sementara itu, pihak lembaga pendidikan atau pun yayasan yang menjadi sasaran Koin Muktamar sangat mengapresiasi terhadap gerakan ini. Seperti disampaikan oleh Sekretaris Yayasan Madrasah Raudlah Najiyah, Kiai Ahmad Rosifi Bukhari.

 

Menurutnya, gerakan tersebut semacam edukasi bagi para siswa agar terus saling peduli dan berbagi. Siswa yang menjadi sasaran bisa belajar betapa beroganisasi itu tidak cukup kebersamaan, tapi juga perlu diasah dengan spirit kepedulian.

 

"Kami senang, sebab selain mewujudkan organisasi NU agar mandiri, gerakan ini juga sebagai pembelajaran bagi siswa bahwa dalam membangun organisasi dibutuhkan kepedulian bersama," ungkapnya.

 

Kontributor: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR