Daerah

Selama Dua Belas Hari Warga NU Mimika Peringati Maulid Nabi

Senin, 11 November 2019 | 06:00 WIB

Selama Dua Belas Hari Warga NU Mimika Peringati Maulid Nabi

Pohon pisang berkah yang berisi makanan serta uang tunai meriahkan maulid Nabi Muhammad SAW di Mimika, Papua. (Foto: NU Online/Sugiarso)

Mimika, NU Online
Ekspresi gembira atas kelahiran manusia terbaik sepanjang masa umumnya sesuai adat dan budaya setempat. Demikian halnya warga NU Mimika, Papua dalam mengekspresikan kegembiraan dilakukan dengan aneka macam cara sesuai adat dan budayanya masing-masing. 
 
Di Kabupaten Mimika warganya sangat heterogen, mulai dari suku Sabang hingga Merauke Mimika. Mimika adalah miniatur Indonesia yang bineka tunggal ika
 
Ada tiga ekspresi unik yang dilakukan warga NU Mimika dalam menyambut maulidur rasul. Pertama dengan mengadakan pembacaan maulid dua belasan. Yakni membaca maulid 12 malam nonstop. Kegiatan ini diawali malam 1 Rabiul Awal bertepatan Senin (28/10) dan semua rangkaian kegiatan maulidur rasul masih berlangsung di berbagai tempat hingga berita  ini ditayangkan.
 
Masjid Nurul Hikmah Pondok Pesantren Darussalam Mimika di Kampung Mwuare melaksanakan maulid duabelasan ini setelah Isya dengan membaca barzanji dipimpin Ustadz Hasyim Asy'ari, Ustadz Abdul Aziz, dan Ustadz Hasan. Tidak ketinggalan di masjid al-Ikhlas Kampung Kadun Jaya Km10 dibacakan maulid diba dipimpin Ustadz Mansyur dan Ustadz Supoyo.
 
Masjid An-Nur Soponyono SP4 juga membaca maulid diba diikuti oleh anggota Pagar Nusa Mimika dan jamaah masjid dipimpin Ustadz Muhajir dan Ustadz Kasmianing. 
Santri dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Wanagon SP2 juga ikut kegiatan dengan membaca maulid diba dipimpin H Fadlan dan Hj Asmawati.  
 
Di mushala Al-Muhajirin, jalan Srikaya Timika Jaya SP2 tahun ini juga menggelar kegiatan dengan membaca maulid barzanji dipimpin Ustadz Mukhotib.
 
Anak-anak TPQ Al-Muhajirin, jalan Srikaya Timika Jaya SP2 juga libur ngaji dan fokus membaca barzanji dipimpin para ustadzah, seperti Ustadzah Idawati dan lainnya. 
 
Khusus untuk muslimat di Kampung Timika Jaya juga diadakan di rumah Ustadzah Ibu Sugeng dengan membaca barzanji. Masjid Darul Muttaqin TSM juga tahun ini ikut maulid duabelasan dengan membaca dzikir Maulid Syaraful Anam dipimpin Ustadz Jamroni dan Ustadz Makruf. 
 
Di Kampung Naena Muktipura, SP6 juga digelar acara ini di mushala dan masjid secara bergilir dipimpin Ustadz Asy'ari dan Mbah Macan.
 
Di mushalla Ar-Riyadhoh Jalur 5 SP5 Kampung Limau Asri juga diadakan acara yang sama dengan membaca maulid Simtud Duror diikuti oleh santri TPQ dipimpin Usadzah Siti Muniroh. 
 
Puncak Malam Duabelasan
Pada malam duabelasan diadakan peringatan maulid Nabi yang juga dihadiri jamaah muslimat jalur 5 dan dimeriahkan dengan pohon pisang hias sedekah jamaah.   
 
Di Pondok Pesantren Ulumul Qur'an Hasyim Muzadi Karang Senang SP3 juga diadakan pembacaan maulid duabelasan dengan membaca maulid barzanji dipimpin pengasuh pesantren, Ustadz Mursyid Adi Saputra. Khusus di pondok ini acaranya dirangkai dengan haflah akhirussanah dan peringatan maulid Nabi dan tabligh akbar dengan pembicara Habib Helmi al-Kaff.
 
Semua kegiatan Maulid Duabelasan yakni malam keduabelas ditutup dengan tumpengan dan syukuran. Ingkung dan aneka hiasan dihidangkan dengan cara makan bersama dalam satu nampan. 
 
Ekspresi kedua dalam menyambut maulidur rasul dengan membuat hiasan pohon pisang. Masjid Nurul Hikmah km14 dan Masjid al-Ikhlas km10 sangat spesial dalam membuatnya. 
 
Di masjid Nurul Hikmah Pesantren Darussalam Mimika ada 3 pohon pisang hias, 2 di serambi dan 1 di dalam masjid. Untuk Masjid Al-Ikhlas km10 ada 3 pohon pisang hias, yang kecil ditaruh dipanggung sisi kiri dan kanan sedangkan yang besar ditaruh di depan panggung.
 
Pohon pisang hias diisi aneka macam makanan dan uang 1.000 an. Ada buah buahan, makanan ringan, telur, balon dan sebagainya. Ketika dikomando, pohon pisang hias langsung ludes diserbu jamaah besar kecil, tua muda berebut makanan berkah. Pohon pisang hias ini tradisi yang banyak kesamaanya di Jawa, Sulawesi, dan Sumatra sehingga bisa saling melengkapi.
 
Ekspresi ketika dalam menyambut maulidur rasul adalah dengan membuat ember hias. Ember ini dihias dan di dalamnya diisi makanan. Tradisi unik ini masuk Mimika dibawa oleh orang Sulawesi (Makassar, Bugis, Buton, dan sekitarnya).  Kadang juga ember diisi dengan uang sesuai besaran sedekah jamaah.
 
Sementara ekpresi orang wujudkan dengan membawa ambengan atau tumpengan gunungan dengan wadah nampan atau besek. Besek adalah nampan dari batang pisang berbentuk persegi empat ditali dan diberi rangka bambu di bagian bawahnya.
 
"Ini adalah kekayaan kita. Inilah Islam Nusantara yang sangat harmonis hubungan antara agama dan budaya," terang Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Mimika, Ustadz Sugiarso dalam melihat ekspresi maulidan di Mimika, Senin (11/11). 
 
"Keragaman kita ini  bisa saling melengkapi dan membuat beragama itu menjadi menyenangkan dan menggairahkan, memberikan ketenangan dan kegembiraan," ungkap dan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Mimika ini. 
 
Di tempat lain, ketua takmir masjid sudah siap menyembelih jago bangkok besar.
 
“Itu dilakukan untuk tumpengan santri dan IPNU IPPNU Wanagon SP2," jelas H Fadlan. 
 
Menurut imam masjid Al-Iklas dan sesepuh NU Wanagon ini, acara merupakan yang pertama. 
 
"Tidak seperti tahun lalu bila bulan Rabiul Awal peringatannya hanya sekali dan diisi ceramah agama. Tapi untuk tahun ini anak-anak santri yang mengisi dengan membaca maulid diba selama 12 malam dan alhamdulillah sukses," katanya. 
 
Acara diakhiri dengan peringatan maulid Nabi bersama Majelis Taklim Al-Hidayah dan diakhiri ceramah oleh Ustadz Choirul Anam yang juga Pengasuh Pesantren Al-Istiqomah, Cukir, Jombang, Jawa Timur.

Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR