Daerah

Pesantren Jaga Validitas Ilmu Agama dengan Mekanisme Sanad

Rab, 5 Juni 2024 | 09:35 WIB

Pesantren Jaga Validitas Ilmu Agama dengan Mekanisme Sanad

Gus Abid saat memberikan sanad Al Quran di Nusantara kepada Pengasuh Pondok Pesantren Al Husna Pringsewu, Senin (3/6/2024) (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online
Peneliti sanad Al-Qur'an di Nusantara Muhammad Abid Muaffan menyampaikan pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang berorientasi pada kajian keagamaan yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.


“Sampai saat ini, pesantren semakin menarik perhatian masyarakat karena menanamkan ketersambungan rantai atau sanad keilmuan untuk menjaga orisinalitas dan kevalidan keilmuan antara guru dan murid,” ujarnya di Pondok Pesantren Al-Husna, Bukit Rajawali, Pringsewu, Lampung, Senin (3/6/2024).


Ia melanjutkan, sanad secara bahasa adalah al-mu’tamad (tempat bersandar atau bergantung). Dinamakan demikian, sebab hadits disandarkan kepada sanad atau bergantung kepadanya. Sedangkan, secara istilah, sanad adalah silsilah para pe-rawi yang menyambungkan hingga ke matan.

 

Dalam tradisi pesantren, menurutnya, ilmu sanad menjadi bagian dari agama karena berkaitan dengan sumber dari wahyu. Sedangkan wahyu berasal dari Allah. Kalau urusan sanad tidak diperhatikan, maka setiap orang bisa berbicara apa saja sekehendak hatinya.


Sanad menjadi tradisi dan ciri khas Ahlussunnah wal Jama’ah. Tradisi keilmuan golongan ini lahir dari pesantren,” ungkapnya.


Ia menambahkan, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dalam kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah menyatakan, "hendaknya berhati-hati dalam mengambil suatu ilmu (informasi). Seyogianya tidak mengambil ilmu dari orang yang bukan ahlinya."


Ia kemudian mengutip perkataan Ibnu Malik ra: "Jangan mengambil ilmu dari orang ahli bid’ah, serta janganlah menukilnya dari orang yang tak diketahui dari mana ia mendapatkannya, dan tidak pula dari siapa pun yang dalam perkataannya ada kebohongan, meskipun ia tidak berbohong dalam menyebutkan hadits Rasulullah saw."


“Pengasuh PPTQ Al Husna mengambil sanad Al-Qur’an dari Syaikhoh Hj Luqmanati Adnan Ambarawa (PPTQ Mathlaul Huda), beliau dari Syaikhoh Hj Nur Hamidah Ali Ahmad Jombang (PP Darul Falah Cukir), beliau dari KH Yahdi Mathlab Mojokerto (PP Bidayatul Hidayah), beliau dari KH Dahlan bin Kholil Jombang dan seterusnya sampai ke Rasulullah saw,” kata Gus Abid.


Selain itu, Gus Abid abid juga mencontohkan cara membaca Al-Qur’an Qiraah Ashim riwayat Syu’bah. Gus Abid menekankan pada para santri Al-Husna jangan ragu bahwa pengasuh pesantren ini sanad-nya bersambung kepada Rasulullah saw.


Sementara itu, Pengasuh PPTQ Al-Husna Bukit Rajawali, KH Abdul Hamid menyampaikan, menjelang pelaksanaan wisuda santri 1-30 Juz, kedatangan Gus Abid memberikan pencerahan tentang sanad Al-Qur’an.


“Terima kasih kepada Gus Abid atas silaturahimnya, seolah dapat hadiah yang luar biasa,” katanya.