Daerah

Kiai Hamam Dirikan Warung untuk Bantu Sejumlah Dhuafa

Senin, 12 Agustus 2019 | 15:00 WIB

Kiai Hamam Dirikan Warung untuk Bantu Sejumlah Dhuafa

Warung yang menyediakan makan gratis bagi dhuafa dan warga sekitar.

Blitar, NU Online
Jiwa penggerak melekat pada sosok kiai ini. Tak semata mengisi hari-hari dengan usaha, juga mengelola pengajian rutin. Yang unik, pengajian diperuntukkan kepada para orang tua untuk membaca Al-Qur’an dan ibadah harian.
 
Dia adalah Kiai Hamam, asal Kebonsari Garum Blitar, Jawa Timur. Kini mengelola pengajian rutin BBQ (Bimbingan Belajar Al-Qur'an) untuk bapak dan ibu yang ingin fasih membaca Al-Qur'an. Juga memberikan pendampingan kepada mereka belajar wudlu, shalat dan ibadah harian.
 
Pengajian tersebut dilangsungkan di tiga titik desa strategis yakni Sidodadi, Garum, Pucungsari Slorok Garum dan Sumberasri Nglegok.
 
Kegandrungannya mengelola pengajian ini bermula dari jamaah yang setia secara rutin mengikuti jadwal pengajian yang sudah berjalan sekitar tujuh tahun. Melihat anggota pengajian yang kebanyakan kalangan bawah, maka sekitar dua tahun lalu dia berinisiatif untuk mendirikan badan usaha yang di kemudian hari manfaatnya akan dikembalikan kepada anggota pengajian. 
 
Manfaat dimaksud adalah untuk membantu biaya mondok putra-putri anggota yang kurang mampu. Atau untuk membantu anggota jamaah yang sedang sakit.
 
“Akhirnya bersama ratusan anggota, kami sepakat mendirikan warung makan dengan menyewa tempat di depan masjid Jamik Mustawan Nglegok,” katanya kepada media ini, Senin (12/8).
 
Untuk memperlancar usaha itu, dirinya menunjuk Imam Syafi'i dan Nasrul sebagai pengelola warung dan  Muallimiin sebagai pengatur manajemen. 
 
“Mereka yang membuat laporan kepada anggota secara berkala setiap bulan,” jelasnya.
 
Lalu dari mana mendapat modal? Jamaah itu sejak tahun 2007 setiap malam Jumat Kliwon mengadakan ziarah ke makam aulia di Troloyo Mojokerto dan setiap tahun mengadakan ziarah wali Songo atau wali tujuh. Kekurangan dana meminjam kepada anggota jamaah dan dikembalikan secara diangsur setiap ada dana lebih dari ziarah dan warung.
 
Pendirian warung itu juga membawa berkah kepada kaum dhuafa sekitar. “Karena warung tersebut setiap hari memberi makan gratis kepada empat orang dhuafa dan setiap hari Jumat masyarakat sekitar diberi makan gratis minimal 10 orang secara bergilir,” terangnya.
 
Saat ini jamaah itu sudah ingin mengembangkan usaha dengan mendirikan kandang kambing berkapasitas 100 ekor. Lokasinya di pekarangan Kiai Hamam. 
 
“Harapannya nanti setelah usaha ini semakin berkembang akan mendirikan kandang di pekarangan anggota yang berminat,” ungkapnya.
 
Dirinya berharap ikhtiar ini bisa menginspirasi para tokoh agama lain yang mempunyai jamaah rutin. “Bahwa mereka sebenarnya bisa diberdayakan dan diberi motivasi untuk selalu memikirkan kesejahteraan khalayak,” sergahnya. 
 
Syamsul Hadi mengajak bagi siapapun yang melakukan perjalanan melalui jalan raya Nglegok diharap mampir ke warung nasi pecel Mbak Kasih. Lokasinya berada di timur jalan utara MTs/MA Ma'arif Syekh Subakir atau depan masjid Agung Mustawan Nglegok.
 
"Dengan makan di sana, berarti panjenengan bersedekah kepada mereka yang membutuhkan sehingga akan berkah," ungkap Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blitar ini.
 
Menurutnya, Kiai Hamam saat ini selain pengelola rutinan BBQ juga mengurus Taman Pendidikan al-Qur’an atau TPQ dan Madrasah Diniyah Khoirul Huda Sidodadi Garum.
 
“Termasuk sebagai pengurus divisi jual beli ternak Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengusaha Santri Indonesia atau Hipsi Kabupaten Blitar," tandas Syamsul. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)