Nasional

PBNU Berterima Kasih pada Pers

Senin, 17 September 2012 | 14:00 WIB

Cirebon, NU Online
Untuk mengkahiri silaturrahmi dengan wartawan yang telah bekerja selama empat hari sejak Jumat (14/9) lalu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kembali mendatangi awak media atau wartawan selain untuk menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerjasamasanya selama Munas dan Konbes NU di Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Baratini, juga menjelaskan jika Munas kali ini sebagai Munas terbaik dari Munas-Munas sebelumnya. <>

"Selain dikunjungi Presiden SBY, juga berbagai materi, fasilitas dan pemberitaannya semua bagus. Bahkan soal rekomendasi mendapat respon langsung dari Presiden. Seperti masalah pajak, UU Bank Indonesia, UU Migas, Minerba, Pendidikan dan sebagainya. Islam menyatakan air, energi dan hutan itu tidak boleh dikuasai oleh swasta, tapi negara untuk kemakmuran rakyat, dan itu disebut Presiden sejalan dengan sikap pemerintah," ujarnya pada wartawan di media center Munas NU, Senin (17/9) malam.

Sejauh itu atas keislaman NU selama ini,banyak kalangan luar negeri yang ingin belajar Islam ke NU. Misalnya, pelajar Amerika Serikat, Australia, Rusia, Sudan, Pakistan, Malaysia dan negara-negara lain di Eropa. 

"NUjuga memberikan pada 100 pelajar dari Rusia bekerjasama dengan pemerintah, karena mereka mau belajar di Indonesiakhsusnya soal Islam Ahlussunnah waljamaah," tambah Kang Said.

Bagaimana soal korupsi dan hukuman mati? Yang jelas kata Said, korupsi itu ada dua macam. Yaitu yang merugikan negara, dan merusak tatanan kehidupan bernegara. Dan,yang kedua itulah yang harus dihukum mati. bahkan dalam Islam, mereka yang korupsi sampai ratusan miliar itu bukan saja disalib, dibunuh, tapi harus dibuang dari bumi. 

"Mungkin ke laut. Jadi, NU tetap komitmen korupsi yang merusak tatanan negara harus dihukum mati," ujarnya.

Sementara itu tentang pilkada langsung meski sudah diputuskan Munas NU agar pemerintah meninjau kembali untuk Gubernur sebaiknya dipilih oleh DPRD, tapi Said Aqil sendiri berpendapat jika demokrasi seharusnya tetap dipilih langsung oleh rakyat. Itu sudah sejak awal reformasi yang dipimpin oleh alm.Gus Dur, Sri Sultan HB X, Megawati,Amin Rais dan lain-lain,yang memutuskan pemilihan langsung. Hanya saja menyadari banyak buruknya-mafsadatnya-money politis-yang jelas haram,maka pemerintah perlu mempertimbangkan," tutur Said.

Sedangkan soal film Innoncence of Muslim menurut Said, NU sudah sejak lama menyontohkan sikap damai, santun, dan mengajak kebaikan itu harus dengan kebaikan bukan dengan anarkisme (amar ma'ruf bil ma'ruf,bukan bil munkar). Di mana berdialog dengan kata-kata dan ajakan yang lebih baik itu jauh lebih baik. 


Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Munif Arpas


Terkait