Nasional

Masyarakat Diharap Tenang Menghadapi Virus Corona

Kamis, 6 Februari 2020 | 02:30 WIB

Masyarakat Diharap Tenang Menghadapi Virus Corona

Dokter Dewi Retnoningsih (kiri) mendampingi analis di laboratorium mikrobiologi klinik RSI Siti Hajar Sidoarjo. (Foto: NU Online/Yuli R)

Sidoarjo, NU Online
Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme. Seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru. 
 
Dokter Dewi Retnoningsih menyampaikan bahwa pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
 
“Masyarakat jangan panik tapi tetap waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernafas. Segera mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat,” kata dokter spesialis mikrobiologi klinik ini, Rabu (5/2).
 
Alumni fakultas kedokteran Universitas Airlangga (Unair) ini menjelaskan munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) pneumonia di kota Wuhan, Beijing Cina di awal tahun 2020 sangat mengejutkan. 
 
Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus dari virus Corona sebagai penyebabnya dimana belum pernah diketahui menyerang manusia sebelumnya sehingga dinamakan 2019-nCoV. 
 
“2019-nCoV memiliki kekerabatan sangat dekat dengan SARSCoV dan cukup dekat dengan MERS-CoV yang dapat menyebabkan infeksi paru berat sampai kematian, dan sudah dianggap sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat dunia,” kata dokter yang setiap Senin dan Kamis praktik di Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur tersebut.

Sampai saat ini infeksi oleh 2019-nCoV telah dideteksi di hampir semua negara.
Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi 2019-nCoV umumnya adalah demam, lemas, batuk kering , sesak napas, dan kesulitan bernafas. 
 
“Pada kasus yang lebih parah, infeksi virus ini dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut berat, gagal ginjal, dan kematian,” ungkap dokter Dewi, sapaan akrabnya. 

 
Upaya Pencegahan
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi khususnya memiliki riwayat berpergian dari negara China dalam waktu belum lama ini.
 
“Juga membiasakan cuci tangan minimal 20 detik dengan sabun dan air mengalir, atau alkohol 70 persen atau hand rub,” sarannya.
 
Selanjutnya menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin dengan tisu atau masker.
 
“Berikutnya memasak daging dan telur unggas secara matang dan higienis, serta perilaku hidup bersih dan sehat atau yang dikenal dengan PHBS,” jelas dia.
 
Seseorang yang memiliki penyakit penyerta lain, lanjut usia dan balita akan memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi. Definisi kasus menurut organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) adalah, seseorang dengan demam dan mempunyai gejala penyakit pernapasan bawah akut (seperti batuk, sulit bernapas), yang dalam 14 hari sebelum timbulnya penyakit memiliki salah satu dari paparan. 
 
Rinciannya sebagai berikut: kontak fisik dekat dengan kasus infeksi 2019-nCoV yang dikonfirmasi, atau fasilitas kesehatan di negara terkait infeksi 2019-nCoV telah dilaporkan, atau mengunjungi atau bekerja di pasar hewan hidup di Wuhan Cina, atau kontak langsung dengan hewan (jika sumber hewan diidentifikasi) di negara di mana 2019-nCoV diketahui bersirkulasi dalam populasi hewan. Atau di mana infeksi manusia telah terjadi sebagai akibat dari penularan zoonosis (WHO /2019-nCoV /Surveillance/v2020.2). 
 
“Diagnosis dapat dipastikan jika dapat ditemukan virus 2019-nCoV dari spesimen klinis yakni usap nasofaring atau orofaring, atau didapatkan kenaikan titer antibodi spesifik melalui uji serologi,” tegasnya.
 
Tim ahli tingkat tinggi Komisi Kesehatan Nasional China telah mengkonfirmasi penularan antar-orang dari 2019-nCoV dan infeksi di antara staf medis. 
 
Virus korona manusia paling umum menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui udara dengan batuk dan bersin (penularan airborne), kontak pribadi erat, seperti menyentuh atau berjabat tangan, setelah menyentuh suatu benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan. Virus 2019-nCoV dapat pula ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis).
 
“Saat ini belum ada vaksin maupun pengobatan khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh 2019-nCoV. Pengobatan didasarkan pada kondisi klinis pasien,” pungkasnya. 

 
Kontributor: Yuli Riyanto
Editor: Ibnu Nawawi