Nasional

Filter Radikalisme CPNS Tak Cukup Lewat Tes Wawasan Kebangsaan

Selasa, 19 November 2019 | 11:50 WIB

Filter Radikalisme CPNS Tak Cukup Lewat Tes Wawasan Kebangsaan

Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Persoalan radikalisme menjadi salah satu sorotan utama dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau Calon Aparat Sipil Negara (CASN) oleh pemerintah pada tahun ini. Sebab itu, penerimaan CPNS berupaya memfilter radikalisme dari para pendaftar dengan beberapa langkah, baik melalui tes maupun lewat pengawasan akun media sosial.

Namun, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Rumadi Ahmad menilai, filter radikalisme tidak cukup hanya dengan memasukkan wawasan kebangsaan dalam tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD).

“Saya menyambut gembira niat pemerintah memasukkan persoalan radikalisme sebagai salah satu filter untuk seleksi CPNS. Namun hal ini tidak cukup hanya dimasukkan dalam wawasan kebangsaan dalam SKD. Karena SKD lebih banyak mengukur pengetahuan daripada sikap,” ujar Rumadi kepada NU Online, Selasa (19/11) di Jakarta.

Menurutnya, diperlukan alat ukur yang komprehensif agar bisa melihat secara jelas tentang kecenderungan seseorang terhadap radikalisme. Alat ukur ini bisa digunakan dalam tahapan tes selanjutnya ke Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).

“Kalau pemerintah serius, persoalan ini bisa dibuatkan alat ukur yang lebih komprehensif untuk melihat kecenderungan orang terhadap radikalisme. Dan itu bisa dimasukkan sebagai bagian dari seleksi dalam SKB,” tegas Dosen UIN Syarif Hidayatullah itu.

Dalam hal mengukur kecenderungan radikalisme ini, sambungnya, Lakpesdam sudah mempunyai alat yang bisa digunakan kementerian dan lembaga untuk melakukan seleksi. Alat itu diberi nama TEPAT (Tolerance, Pluralism, and Awareness Test).

“Beberapa kementerian dan lembaga seperti Lemhannas, Kemenkumham, Kemendes, dan Kemenaker sudah menggunakan alat tersebut dalam penerimaan CPNS 2018 lalu,” terang Rumadi.

“Ada tiga hal yang diukur dengan TEPAT, yaitu Komitmen Bernegara, Toleransi dan Radikalisme,” imbuhnya.

Pemerintah kembali membuka pendaftaran seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau Calon Apatur Sipil Negera (CASN) pada hari ini, Senin (11/11/2019) setelah membuka seleksi serupa pada Oktober 2018 lalu. Bagi yang akan mendaftar CPNS 2019 bisa mengakses laman sscasn.bkn.go.id.

Pemerintah berencana menutup pendaftaran CPNS 2019 pada 24 November 2019 mendatang. BKN mencatat 4,5 jutaan pendaftar tahun lalu. Mereka akan melakukan antisipasi potensi gangguan pada server karena banyaknya CPNS yang mendaftar di satu waktu.

Tahun ini pemerintah membuka formasi 197.111, terdiri dari 37.854 formasi pada 68 kementerian/lembaga dan 159.257 formasi pada 462 pemerintah daerah. Formasi tertinggi berturut-turut ada pada guru yaitu 63.324 formasi, tenaga kesehatan ada 31.756 formasi, dan teknis fungsional ada 23.660 formasi.

Ada dua jenis formasi yang dibuka pada tahun 2019 ini, yaitu formasi umum dan formasi khusus. Formasi khusus meliputi cumlaude, diaspora, dan disabilitas pada Instansi Pusat dan Daerah, serta formasi khusus putra-putri Papua, dan formasi lainnya yang bersifat strategis pada Instansi Pusat.

Peserta kategori disabilitas bisa mengikuti seleksi kategori umum CPNS 2019, sesuai pengumuman Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada 8 November lalu. Hasil seleksi administrasi akan diumumkan pada 16 Desember 2019, sedangkan hasil sanggah akan diumumkan pada 26 Desember 2019.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Abdullah Alawi