Nasional

15 Juli 2016, Matahari Kembali Melintas Tepat di Atas Ka’bah

Rabu, 13 Juli 2016 | 02:50 WIB

Jakarta, NU Online
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melansir dalam almanaknya bahwa 15 Juli 2016, matahari kembali melintas persis di atas Ka’bah di Makkah, Arab Saudi. Peristiwa yang dikenal dengan rashdul qiblat atau istiwa’ a’dham ini menyebabkan semua banyangan benda lurus yang berdiri tegak, menuju ke arah kiblat.

Peristiwa ini hanya terjadi dua kali dalam setahun. Untuk tahun 2016, rashdul qiblat sudah berlangsung 27 Mei lalu, dan terjadi lagi pada Jumat besok tepatnya pada pukul 16.27 WIB. Inilah momentum bagi umat Islam untuk mengetahui arah kiblat secara akurat dengan hanya berdasarkan bayangan yang dihasilkan oleh sinar matahari.

Baca: Begini Cara Menentukan Arah Kiblat dengan Matahari

Ketika matahari melintas tepat di atas Ka’bah, umat Islam dapat mengamati bayangan dari matahari dengan masa toleransi kira-kira dua menit. Di Indonesia, karena terjadi pada sore hari maka arah bayangan menuju ke timur. Arah kiblat adalah garis yang ditarik dari ujung bayangan ke pangkal benda (ke arah barat sedikit serong ke utara).

Secara geografis/astronomis, kota Mekkah terletak di 39o49’34” LU dan 21o25’21” BT. Dari Indonesia, koordinat ini berada pada arah barat laut dengan derajat bervariasi antara 21o-27o menurut koordinat (garis lintang dan garis bujur) masing-masing daerah.

Arah kiblat Indonesia bukanlah ke barat. Jika ke barat maka semua wilayah Indonesia yang terletak di 34o7’ LU dan seterusnya (ke utara), seperti Aceh, akan lurus dengan Negara Ethiopia atau melenceng ke selatan sejauh 1750 km dari Mekkah. Begitu juga yang terletak di 4o39’ LS sampai 3o47’ LU, menghadap barat berarti lurus dengan Negara Kenya.

Sebuah masjid atau mushala yang diketahui melenceng dari arah kiblat, proses meluruskannya bisa dilakukan cukup dengan menggeser arah shaf tanpa harus membongkar struktur bangunan yang sudah mapan. (Mahbib)