Daerah

Kalau Ada Santri Tidak Mau Urus NU, Akan Fakir

Senin, 22 Oktober 2018 | 03:45 WIB

Kalau Ada Santri Tidak Mau Urus NU, Akan Fakir

Musik angklung isi peringatan hari santri di Batang, Jateng

Batang, NU Online
Pengasuh Pesantren Al-Hidayah Limpung Batang Jawa Tengah KH Sulthon Syair mengisahkan peran dan pesan  gurunya, KH As'ad Samsul Arifin Situbondo perihal NU.

"Mbah As'ad dulu ditugasi membawa tasbih dari Kiai Kholil Bangkalan untuk Kiai Hasyim Asy'ari yang berkaitan dengan pendirian NU," terang kiai yang juga alumni Pesantren Asembagus Situbondo.

Hal tersebut disampaikan pada saat mengisi taushiyah pada peringati hari santri tahun 2018 di Limpung Batang, Jawa Tengah. Kiai Sulton juga bercerita, dulu saat nyantri, Mbah As'ad pernah dawuh kepada santrinya, kalau santrinya di rumah tidak mengurusi NU, akan fakir.

"Kalau sampai ada santri, tapi tidak mau berkhidmah di Nahdlatul Ulama, maka menurut Mbah As'ad yang bersangkutan akan fakir dalam hidupnya," ujarnya.

Kesenian Angklung turut meriahkan peringatan hari santri di Pesantren TPI al-Hidayah Plumbon Limpung Batang (21/10). Kesenian angklung dimainkan di awal, tengah dan pasca-acara.

"Kami menghadirkan kesenian angklung, tujuannya supaya santri mengenal salah satu karya seni dari anak bangsa" tutur Pembina Pondok Tolkhah Danial.

Menurut laki-laki yang akrab dipanggil Gus Tolkhah ini, tampilan kesenian adalah kali pertama kesenian angklung dihadirkan dalam rangka peringatan Hari Santri di lingkungan pesantren yang didirikan pada tahun 1951 M ini. Selain mendengarkan suara angklung, santri-santri TPI al-Hidayah juga dimotivasi oleh pengasuh.

"Sebagai santri, pantang menoleh ke belakang sebelum berhasil," tegas KH Musyafa Syair. (Zaim/Muiz)


Terkait