Daerah

Hari Santri Momen Kembangkan Seni dan Sastra Pesantren

Senin, 22 Oktober 2018 | 01:15 WIB

Tangerang, NU Online
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang mengadakan penampilan seni dan sastra pesantren. Kegiatan itu untuk menyambut Hari Santri yang jatuh 22 Oktober. 

Wakil Ketua Bidang Akademik STISNU Nusantara Tangerang, H Muhammad Qustulani mengungkapkan, santri itu erat dengan dunia seni dan sastra. “Dari dulu, santri sangat dekat dengan seni dan sastra. Antara santri, seni dan sastra itu tidak bisa dipisahkan,” katanya, Ahad (21/10). Karena santri mengenal banyak karya sastra ulama yang dibaca rutin di pesantren, lanjutnya saat memberikan sambutan pada Bulan Apresiasi Seni dan Sastra Pesantren.

Ia melanjutkan, santri terbiasa membaca maulid al-barzanji dan maulid diba. Keduanya merupakan sejarah Nabi yang ditulis denga gaya sastra. Selain itu, santri juga terbiasa mengaji nadzaman atau kitab yang ditulis dengan sastra Arab. “Karenanya, sastra dan seni itu sudah mendarah-daging dalam jiwa santri,” ungkapnya. 

Tetapi, santri sekarang jarang tertarik dengan sastra dan seni. Santri harus menjadi pelopor berkembangnya seni dan sastra pesantren. “Dan Hari santri menjadi momen untuk melakukan itu,” pesannya.

Menurutnya, saat ini ada sebagian kelompok yang mengharamkan pembacaan berzanji dan penampilan seni. “Padahal, sastra dan seni ini sangat penting untuk kehidupan agar tidak kering. Agar hidup itu penuh damai dan bersahaja,” tuturnya.

Acara ini hasil kerja sama Dewan Mahsasiswa STISNU Nusantara dan Gerakan Sastra STISNU. Kegiatan diisi penampilan hadrah dari Gerakan Pemuda  Ansor Tangerang dan STISIP Yupentek. Pembacaan puisi oleh Pendongeng Keliling Kang Budi dan dosen STISNU Nusantara, Ecep Ishak Faridudin. 

Kegiatan ini juga diisi dengan sharing opinion bersama duta baca Kota Tangerang Vena, Ilhamsyah dan Gabriel. Selain itu, acara ini juga ada penggalangan dana untuk Palu dan Donggala. (Suhendra/Ibnu Nawawi)


Terkait