Daerah

Gelar RAT Ke-26, Kopena Pekalongan Bukukan Aset 273 Miliar 

Senin, 9 Maret 2020 | 07:45 WIB

Gelar RAT Ke-26, Kopena Pekalongan Bukukan Aset 273 Miliar 

Wali Kota Pekalongan dan juga pendiri Kopena, HM Saelany Machfudz beri sambutan di RAT Ke-26 Kopena Pekalongan (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Pekalongan, NU Online
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Koperasi Pemuda Buana (Kopena) saat berdirinya diinisiasi Anak-anak muda Ansor Kota Pekalongan berkantor pusat di Jalan HOS Cokroaminoto 77 Pekalongan asetnya dari tahun ke tahun terus berkembang.

"Asetnya meningkat dari yang semula Rp 237 miliar pada tahun 2018 kini Rp 273 miliar. Simpanan pada 2018 Rp230 miliar, pada 2019 Rp268 miliar, dan pembiayaan pada 2018 Rp98 miliar pada 2019 naik menjadi 160 miliar atau 63,41 %," ujar Ketua KSPPS Kopena, H Ramadhan Abdul Jalil.

Hal ini diungkapkan saat menyampaikan laporan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Ke-26 Tahun Usaha 2019 KSPPS Kopena di Gedung Convention Center HA Djunaid, kawasan Pesantren Modern Al-Qur'an Buaran Pekalongan, Sabtu (7/3).

Disampaikan, kenaikan yang sama juga terjadi di Sisa Hasil Usaha (SHU). “Pada 2018, SHU mencapai Rp 800 juta dan di tahun 2019 SHUnya Rp800 juta,” jelasnya.

Wali Kota Pekalongan HM Saelany Machfudz mengatakan bahwa Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai salah satu kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kinerja selam satu tahun oleh Kopena yang dilakukan oleh pengurus. 

“Saya tentu saja atas nama pendiri sangat bersyukur bahwa ternyata Kopena ini sampai dengan sekarang menunjukkan trend naik terus dan perkembangan yang konsistaen di tengah-tengah persaingan koperasi yang luar biasa,” tuturnya. 

Dikatakan, Kopena pada sisi sosial sudah mulai terbuka untuk memberikan CSR kepada lembaga-lembaga keuangan dan sebagainya. “Saya kira Kopena besar karena masyarakat, maka masyarakat juga harus disentuh melalui beberapa CSR,” terangnya.

Saelany berharap, Kopena tetap eksis dan terus meningkatkan kreativitas serta inovasi dalam memberikan pelayanan. “Produk-produknya harus selalu dilakukan inovasi, kalau tidak orang akan jenuh. Semuanya bisa membuka tabungan, pinjaman. Tapi kalau tidak dilakukan inovasi, saya kira tidak bisa menarik,” tutupnya.
 
13 Cabang di Empat Wilayah
Kepada NU Online, Ahad (8/3) Ramadhan menjelaskan, hingga saat ini Kopena telah memiliki 13 kantor cabang yang tersebar di Kabupaten Batang ada 3, Kabupaten Pekalongan 3, Kota Pekalongan 4, dan Pemalang 3. "Rencananya mau buka di Weleri dan Tegal dalam tahun 2020 ini," ungkapnya.

Kopena hadir di tengah-tengah masyarakat berawal dari pemikiran dan prakarsa HM Saelany Machfudz terpilih sebagai ketua, dirinya juga sebagai karyawan di Kospin Jasa. Harapannya mampu menularkan ilmu ekonomi dan perkoperasian yang dimiliki kepada Kopena.

Dengan modal awal tercatat Rp400.000 pada tahun 1994 dalam bentuk kesanggupan simpanan pokok dan wajib dari 100 orang calon anggota yang mendaftar pada saat itu, sehingga masih perlu ditagih door to door

Pada saat pendirian, banyak aktivitas difokuskan di pelbagai kegiatan warga NU baik di mushala maupun masjid. Usaha awal yang didirikan adalah pengurusan surat-surat kendaraan bermotor (STNK dan SIM) dan buku tulis dengan cover gambar Walisongo. 

Mulai berkantor di Jalan HOS Cokroaminoto depan Masjid Landungsari, Pekalongan Timur atas pinjaman rumah dari H Machfudz Sholeh, orang tua dari HM Saelany Machfudz. Sedang prasarana dan sarana dari beberapa orang. 

Perjalanan selanjutnya, nampak mengalami penurunan semangat di kalangan pengurus dengan alasan kesibukan keluarga. Maklum, tingkat ekonomi mereka (pemuda) masih pada taraf perjuangan dan kebiasaan pengurus selama di organisasi itu, kalau ada satu orang ya maunya tidak peduli.

"Saya merasa ditinggal sendiri hampir tahunan. Tidak satu pun pengurus dan pengawas yang datang," ujar HM Saelany pendiri dan Ketua Kopena.

Pada 1995 dengan menggandeng PCNU Kota Pekalongan serta mengundang seluruh ulama antara lain KH Ghufron Achid, KH Zaenuri Zaenal Mustofa, KH Mudzakir Ashuri, KH Akrom Sofwan, KH Sa’dullah Nahrowi, KH Maskur, dan para ulama lainnya memproklamirkan berdirinya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Assalamah.

Ketika itu, oleh PCNU pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Kopena, dengan alasan jika terjadi apa-apa yang tidak diinginkan dampaknya kepada NU. Layanan haji di samping untuk ta’awun (membantu) tapi juga kemajuan secara signifikan bagi Kopena. Karena, berhubungan dengan masyarakat yang tingkat ekonominya banyak yang mapan.

Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori