Balitbang Kemenag

Modul Animasi, Media Pendidikan Raudhatul Athfal Berbasis Teknologi

Rabu, 15 April 2020 | 06:30 WIB

Modul Animasi, Media Pendidikan Raudhatul Athfal Berbasis Teknologi

Pengembangan modul animasi berbasis teknologi sebagai sarana pengenalan teknologi yang tepat guna kepada anak usia dini. (Ilustrasi)

Pendidikan adalah sarana yang paling efektif untuk mengajarakan nilai luhur dan moral. Pendidikan juga harus bisa diarahkan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia. Sebagaimana diketahui bahwa masa usia dini adalah masa peletak dasar atau fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karenanya, pendidikan anak usia dini perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga mampu menciptakan pendidikan anak usia dini yang berkualitas.
 
Raudhatul Athfal sebagai lembaga pendidikan anak usia dini, tidak hanya memberikan fondasi nilai luhur saja, akan tetapi juga sebagai tempat penyebaran ajaran agama Islam. Oleh karena itu, perlu dikembangkan model-model pendidikan Raudhatul Athfal yang berkualitas.
 
Berdasarkan data penelitian Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2019, saat ini pendidikan Raudhatul Athfal berada dalam dua situasi penting. Di satu sisi, secara kelembagaan, dalam diri Raudhatul Athfal melekat predikat lembaga pendidilan keagamaan sehingga harus mengembangkan amanat untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam yang bukan hanya sekedar teoritik. Di sisi yang lain, Raudhatul Athfal juga harus berhadapan dengan situasi dan kondisi teknologi informasi yang menyatu dalam kehidupan anak didiknya.
 
Kedua situasi ini menjadi tantangan tersendiri untuk pengembangan pendidikan Raudhatul Athfal yang berkualitas sekaligus menjawab tantangan teknologi yang semakin berkembang.
 
Untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Agama Republik Indonesia, mengembangkan pendidikan anak usia dini berbasis teknologi dengan modul animasi pembelajaran di Raudhatul Athfal (RA). Pengembangan ini dilakukan untuk merespons perkembangan ilmu dan teknologi yang tidak mungkin dihindari lagi.
 
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia juga telah melakukan survei penggunaan smartphone di kalangan siswa Raudhotul Athfal di 13 provinsi. Hasil survei ini menyatakan bahwa penggunaan smartphone di kalangan siswa Raudhatul Athfal masih bisa ditoleransi dengan 70 persen siswa menggunakan smartphone di bawah satu jam. Hal ini tentu tidak berdampak negatif terhadap perkembangan fisik dan psikologis anak.
 
Pengembangan modul animasi untuk pembelajaran pendidikan di Raudhatul Athfal ini diharapkan bisa menjadi model pembelajaran agama Islam yang ideal sehingga bisa direplikasi oleh Raudhatul Athfal yang lainnya. Pengembangan modul animasi berbasis teknologi ini juga sebagai sarana pengenalan teknologi yang tepat guna kepada anak usia dini. Hal ini penting dilakukan karena perkembangan teknologi ini sulit dihindari dan akan terus mengiringi setiap langkah perkembangan anak didik di Raudhatul Athfal.
 
Karena teknologi ini tidak bisa dihindari dalam perkembangan anak usia dini, maka pengembangan modul animasi yang berbasis teknologi ini sangat tepat diterapkan sebagai model pendidikan di Raudhatul Athfal.
 
Namun demikian, penggunaan teknologi untuk anak usia dini harus tetap dikontrol, karena teknologi pasti mempunyai dua dampak yaitu positif dan negatif. Agar penggunaan teknologi di tingkat Raudhatul Athfal ini bisa selalu berdampak positif bagi perkembangan anak maka perlu dilakukan kontrol yang ketat terhadap penggunaan smartphone. Jangan sampai anak di tingkat Raudhatul Athfal ini kecanduan smartphone yang akan berdampak pada perkembangan psikis anak.
 
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Asian Parent Insight bersama Samsung Kidstime pada tahun 2014, sebanyak 98 persen responden memperbolehkan anaknya menggunakan smartphone. Survei dilakukan kepada 2500 orang tua di Singapura, Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Pada umumnya orang tua memperbolehkan anaknya menggunakan smartphone untuk keperluan edukasi.
 
Selain itu, alasan lainnya adalah untuk hiburan, pengenalan teknologi sejak dini, serta untuk membuat mereka tenang atau sibuk. Meskipun orang tua memperbolehkan anak menggunakan smartphone tapi sebenarnya mereka sangat khawatir dengan konten yang tidak cocok untuk anak-anak, apalagi masalah kecanduan yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan, jiwa dan mental jika digunakan dalam jangka panjang. 
 
Walhasil, pengembangan modul animasi sebagai media pembelajaran di Raudhatul Athfal sangat tepat, karena selain sebagai sarana penyebaran ajaran Islam pada anak usia dini, juga bisa memperkenalkan anak kepada teknologi yang tidak mungkin dihindari. Selain itu orang tua bisa dengan mudah mengontrol anak dalam penggunaan teknologi, karena modul animasi ini sangat aman dan sangat positif bagi perkembangan anak.
 

Penulis: Ahmad Khalwani
Editor: Kendi Setiawan