Pesantren 69 TAHUN INDONESIA MERDEKA

Ribuan Santri Babakan Ciwaringin Nonton Perjuangan Kiai dan Santri

Sab, 16 Agustus 2014 | 23:03 WIB

Cirebon, NU Online
Memperingati kemerdekaan RI ke 69, santri Babakan Ciwaringin nonton bareng sejarah perjuangan kiai dan santri melalui film Dokumenter Resolusi Jihad dan Sang Kiai. Bertempat di halaman Madrasah al-Hikamus Salafiyah, Sabtu malam (16/8) ribuan santri khusuk menyimaknya.
<>
"Santri harus dikenalkan sejarah bangsanya sendiri. Selama ini, pelajaran sejarah (tarikh) di pesantren kebanyakan sejarah Timur Tengah," kata Hasan Malawi, salah satu panitia.

Di samping itu, kata Hasan, banyak sejarah kita yang dibelokkan. Jika membaca buku-buku sejarah di sekolah, peran ulama seolah (di)tenggelam(kan). Sejarah mainstream tidak banyak menampilkan keterlibatan ulama dan santri.

Padahal, menurut dia, perjuangan mereka melawan dan merebut tanah air ini dari genggaman penjajah tidak diragukan lagi, sebagaimana salah satunya yang diceritakan film Sang Kiai.

Karena itu, lanjut Hasan, sejarah harus direbut. Sejarah harus ditulis ulang oleh santri dan kiai sebagai pelaku sejarah. Selama belum ditulis, masih dalam bentuk sejarah lisan (oral history), sejarah hanya disebut cerita, legenda, bahkan mitos.

"Dengan menulis dan memunculkan kembali sejarah versi kita, akan timbul kesadaran baru tentang sejarah. Kita bukanlah pendatang dan penonton di negeri ini. Kita punya saham besar bagi terbentuknya NKRI. Karena itu, kita harus merawat dan menjaganya agar tidak direbut dan dijajah kembali melalui penjajahan gaya baru, penjajahan ekonomi, budaya, pemikiran dan ideologi," pungkas Hasan.

Para santri terlihat bersemangat menonton Sang Kiai hingga selesai. Teriakan takbir, tepuk tangan, sumpah serapah, berbaur dengan canda tawa dan kesedihan. Tampaknya, "pengajian sejarah" dalam bentuk tayangan film lebih mengena dibanding melalui pelajaran kitab dan buku.

Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Seniman Santri (KSS) dan Komunitas MB2 ini berjalan sukses hingga pukul 12.30 WIB. Acara ditutup dengan pembacaan doa untuk pahlawan-pahlawan bangsa yang telah mengantarkan kemerdekaan bangsa ini. Al-Fatihah! (Jamaluddin Mohammad/Abdullah Alawi)



Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua