Daerah

PWNU Sulsel Prioritaskan Penguatan SDM

Ahad, 3 Februari 2019 | 03:00 WIB

Makassar, NU Online
Rais Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar  berharap agar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Selatan bisa melahirkan program yang andal dan bermanfaat untuk negara dan kemajuan NU setempat. Yaitu program yang menyentuh  langsung kebutuhan masyarakat. Sehingga masyarakat bisa lebih merasakan manfaat keberadaan NU.

"Pengurus ini semoga bisa memberikan program yang baik untuk semua umat," tukasnya saat melantik PWNU Sulawesi Selatan di Makassar, Sabtu (2/2).

Di bagian lain, Kiai Miftahul Akhyar menegaskan bahwa pelantikan tersebut  merupakan wujud ‘surat keputusan’ dari para waliyullah karena NU merupakan prodak sejarah para wali Allah yang berjuang berabad-abad sebelumnya.

"Ini SK para auliayaa, Insyaallah NU akan tetap berdiri sampai akhir kiamat," tegas mantan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PWNU Sulawesi Selatan (Sulsel),  KH Hamzah Harun Ar-Rasyid menegaskan, saat ini NU mengalami tantangan zaman yang cukup berat, diantaranya adalah gerakan Islam transnasional dan pergulatan ideologi-ideologi global. Kendati begitu, tantangan itu harus direspon dengan semangat yang tinggi.

Untuk itu,  ia menyatakan akan memprioritaskan penguatan sumber daya manusia (SDM). Katanya, SDM NU sangat besar di Sulsel, yang terdiri dari berbagai unsur seperti ulama, akademisi, sosial dan lainnya,  namun belum bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.

"Kami ingin melakukan penguatan sumber daya manusia," tandas Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin tersebut.

Duet kepengurusan PWNU Sulsel yang digawangi oleh AGH Sanusi Baco (Rais Syuriah) dan KH Hamzah Harun Ar-Rasyid (Ketua Tanfidziah) disebut-sebut sebagai kepemimpinan yang komplit karena memadukan ulama dan akademisi.

Pelantikan tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, diantaranya, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Kamaruddin Amin, Gubernur Sulawesi  Selatan,  Nurdin Abdullah, Kepala Kantor Agama Provinsi Sulsel,  Anwar Abu Bakar, Rektor UNM, Husain Syam, Rektor UIN, Musafir Pababari, Rektor UIM, Majdah Arifin Numang dan mantan Rektor UMI, Masrurah Muchtar (Hasim Arfah/Aryudi AR).