Jember, NU Online
Tinggi dan rendahnya nilai seseorang tidak ditentukan oleh nasab, tapi akhlak. Betapapun bagusnya silsilah nasab seseorang namun jika perilakunya tak karuan, maka dia tak berharga dalam pandangan masyarakat dan di mata Allah.
Hal tersebut diungkapkan KH Abdul Azis saat memberikan taushiyah dalam Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriyah di Dusun Krajan, Desa Kraton, Kecaman Kencong, Jember, Jawa Timur, Sabtu (7/4).
Menurutnya, tidak ada jaminan bahwa faktor nasab dapat membuat seseorang menjadi pintar, sukses di masyarakat dan sebagainya. Ia lalu menyebut contoh putra Nabi Nuh yang bernama Kan’an.
“Dari sisi nasab, coba kurang apa Kan’an. Dia putra Nabi Nuh, tapi apa yang terjadi? Dia tenggelam di lautan, dan mati dalam keadaan tidak beriman kepada Allah,” ujarnya.
Menurut Kiai Azis, akhlak yang mulia dapat meruntuhkan segalanya, bahkan bisa meluluhkan hati manusia sekeras batu sekalipun. Nabi Muhammad adalah orang yang akhlaknya luar biasa hebat. Bahkan tak sedikit orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya karena mengagumi akhlak beliau.
Oleh karena itu, akhlak menjadi penting karena di situlah nilai manusia ditentukan.
“Islam diturunkan untuk membina akhlak manusia, baik akhlak terhadap sesama maupun kepada Allah,” lanjut Kiai Azis, sapaan akrabnya.
Muballigh asal Bululawang, Kabupaten Malang itu mengimbau para orang tua agar mendidik akhlak anaknya dengan sungguh-sungguh. Sebab, jika anak tidak berakhlak, bahkan berani sama orang tua, itu suatu kerugian yang teramat besar.
“Apalah artinya harta segunung, tapi anaknya tak karuan. Maka mulai saat ini marilah kenalkan anak pada ulama, kenalkan kepada Allah, ajari mengaji dan sebagainya,” ungkapnya. (Aryudi Abdul Razaq/Muiz)