Daerah HARLAH KE-95 NU

Agus Sunyoto: Harlah Sarana Pengingat untuk Merawat Kebudayaan

Kam, 5 April 2018 | 04:00 WIB

Kediri, NU Online
Cara berbeda dilakukan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia atau Lesbumi Kabupaten Kediri Jawa Timur dalam mengisi hari lahir ke-95 Nahdlatul Ulama. Mereka mengemasnya dengan sejumlah pameran budaya.

Kegiatan yang dipusatkan di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Kediri tersebut memamerkan lukisan cekakik atau ampas kopi, foto para ulama, hingga pameran keris pusaka Nusantara. Selama dua hari (3-4/4), masyarakat sekitar juga dihibur dengan tampilan seribu terbang, tari remo girah, pencak dor serta gebyar seni. 

Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Lesbumi PCNU Kabupaten Kediri dan Lesbumi PBNU.

H Abu Muslih selaku Ketua Lesbumi PCNU Kabupaten Kediri mengemukakan bahwa  kegiatan juga sebagai sarana memperingati hari lahir Lesbumi yang memasuki tahun ke-56. 

“Kali ini harlah sengaja diselenggarakan dengan format dan semangat kesederhanaan dengan visi membumikan kembali nilai-nilai budaya Nusantara,” katanya, Rabu (4/4).

Baginya, ada nilai yang harus selalu digali dalam peringatan harlah dan juga pada keseharian. “Kesadaran akan pentingnya budaya sebagai kekuatan penopang kehidupan berbangsa hingga beragama kita harus senantiasa dijaga dan dihidupkan. Agar kita tak mudah diombang-ambing oleh perubahan zaman,” katanya.

Sementara itu Ketua Lesbumi PBNU Agus Sunyoto menjelaskan, harlah Lesbumi harus jadi pengingat bahwa warga bangsa, termasuk di dalamnya umat Islam Nusantara memiliki kewajiban yang sama demi senantiasa merawat kebudayaan.

“Ini adalah milik kita, harus diuri-uri, dipeluk, dipahami, dirawat, dijaga, ditadabburi, disikapi, bukan justru ditinggalkan, dimusuhi. Siapa lagi yang akan melestarikan budaya kita jika bukan kita sendiri,” tandasnya.

Ia menambahkan, saat ini Lesbumi berjuang mempertahankan identitas peninggalan budaya di Indonesia. Menurutnya, di era perkembangan zaman dan globalisasi, budaya Indonesia semakin terkikis.

“Selama ini banyak bangsa yang besar tidak mempunyai tradisi. Di Indonesia tradisi ini masih sangat banyak, namun ketika mulai bergerak program globalisasi, budaya kita semakin terkikis. Dengan keadaan ini kita harus bisa bertahan,” tandasnya.

Selain dimeriahkan sejumlah pameran budaya, acara juga dihadiri seluruh pegiat dan pimpinan wilayah serta cabang Lesbumi seluruh Indonesia. Selain itu, Lesbumi juga menjadikan kediaman pahlawan nasional, Hadratussyeikh KH Hasyim Asy'ari di Pondok Pesantren Kapu sebagai cagar budaya. (Red: Ibnu Nawawi)