Daerah

Abiya Kuta Krueng Pidie Jaya Minta Alumni Konsisten Belajar dan Mengajar

Jumat, 6 Maret 2020 | 13:00 WIB

Abiya Kuta Krueng Pidie Jaya Minta Alumni Konsisten Belajar dan Mengajar

Rais Am Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng Abiya Kuta Krueng (Tgk. H. Anwar). (Foto: NU Online/Helmi Akbar)

Pidie Jaya, NU Online
Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Bandar Dua, Pidie Jaya, Aceh telah melakukan rapat alumni dan pengukuhan alumni pusat oleh Pimpinan Dayah Darul Munawwarah Abu H Usman Ali (Abu Kuta Krueng). Acara dipusatkan di aula utama gedung alumni Dayah Darul Munawwarah, Kamis (5/3).
 
Acara berjalan lancar dan alumni dari berbagai daerah turut menghadiri perhelatan tersebut. Ketua DPR Aceh H Dahlan Jamaluddin, Plt Kakamenag Aceh dan beberapa undangan lainnya turut mengahadiri rapat dan pengukuhan Pengurus Pusat Ikatan Rabithah Alumni Darul Munawwarah (Iradah).
 
Tgk H Anwar Kuta Krueng atau akrab disapa Abiya Kuta Krueng dalam arahannya sangat berharap kekompakan para alumni dan unsur dayah lainnya serta tidak meninggalkan misi utama beut seumeubeut atau belajar dan mengajar.
 
Menurutnya, sesama alumni harus kompak dan bersinergi dalam misi dakwah dan pengembangan beut seumeubeut sebagaiamana yang telah dipelajari di Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng di bawah bimbingan Al-Mursyid Abu Kuta Krueng.
 
“Yakni dengan tetap berpegang kepada turast klasik muktabarah baik kajian fiqh, tasawuf dan tauhid sebagaimana diajarkan para guru di dayah,” kata Abiya di hadapan alumni di aula dayah tersebut.
 
Rais Am Dayah Darul Munawwarah Abiya H Anwar Usman juga meminta kepada seluruh alumni tetap istikamah pada manhaj dan tahriqah yang telah dipelajari dan digeluti bersama yang mulia Abu Kuta Krueng saat di dayah.
 
“Tetaplah dan istikamah dengan mengajarkan kitab muktabarah kepada masyarakat seperti kitab yang diajarkan saat di dayah dengan menebarkan kajian sesuai mazhab Imam Asyari dan Maturidy, dan Mazhab Imam Syafii di bidang fiqih serta mazhab Imam Juned al-Bagdadi dan Imam al-Bukhari bidang tasauf seperti yang aktif dan eksis diperjuangkan oleh majlis taklim zikir dan pengajian Tastafi atau tasawuf, tauhid dan fiqh,” urainya.
 
Selanjutnya, Abiya berharap kepada alumni Darul Munawwarah Kuta Krueng untuk terus mengembangkan dan mensosialisasikan pengajian Tastafi yang telah dicetuskan al-mukarram Abu Mudi.
 
“Di era milenial saat tantangan jadi seorang teungku atau ulama zaman sekarang sangatlah komplit, mulai dari tantangan akidah, ekonomi bahkan teknologi yang dituntut kita harus bisa dan tidak tertinggal, tidak harus malu mengajari kitab seperti Sirussalikin, matan Taqrib dan sejenisnya dalam masyarakat,” ungkapnya. 
 
Dalam pandangannya, seumeu beut Kitab Mahalli di dayah sama juga pahalanya seumeeubuet matan taqrib dan kitab Jawoe lainnya dalam masyarakat. 
 
“Jangan minder untuk terus membumikan pengajian Tastafi,”pintanya.
 
Terakhir, Abiya menekankan sangat pentingnya kekompakan dan terus menjalin silaturrahim baik sesama alumni dan dayah lainnya.
 
“Yakni tetap istikamah beut seumebeut dengan kajian kitab muktabarah sesuai dengan membumikan visi dan misi Tastafi,” pungkasnya.
 
 
Kontributor: Helmi Abu Akbar
Editor: Ibnu Nawawi